Translate

Jumat, 18 Januari 2013

Mencintaimu Bukan Berarti Menodaimu



Disudut ruang tamu yang ku buat temaram untukmu malam ini, ku hias rambut panjangku yang hitam dan lebat dengan tusuk konde pemberianmu. Ku pakai baju merah marun, warna kesukaanmu dan ku buka sedikit dada putih mulusku yang indah walau tak kau suka itu. Ku pakai parfum yang cukup mahal untuk ukuran kantongku. Ku pakai pupur, celak, perona pipi dan gincu se-natural seperti yang kau suka. Ku hias ruangan dengan wangi melati dan bunga mawar, bunga kesukaanmu.
Malam ini enam tahun sudah kita bersama menjalin asmara. Aku ingin malam ini terasa istimewa untuk kita berdua. Hanya kita berdua, itu yang selalu ku inginkan. Tak ada sahabatku atau sahabatmu yang biasa mendampingi obrolan kita. Ku buat kau berdua denganku menikmati enam tahun kebersamaan kita.
Itu yang ku mau tapi bukan berarti itu yang kau mau, aku tak tahu harus ku sampaikan apa tentang gundah yang ada dikalbu. Hanya menyekat dilidahku. Tapi malam ini harus ku utarakan itu, bahwa aku butuh pelukanmu seperti layaknya pasangan lain dengan kekasih hatinya.
Mas Rio, malam ini ku serahkan seluruh jiwa dan ragaku sebagai pembuktian bahwa aku mencintaimu dan percaya penuh padamu. Ku kalungkan erat kedua tanganku dengan jemari merapat dipundakmu. Ku dekatkan penuh pada bibir indahmu....”Mas, kecup aku dengan indah”, ku mohon dengan tatapan penuh cinta padamu.
Dia genggam jari-jemariku dengan kehangatan cintanya, dia menatapku dengan penuh cinta dan kasih-sayang dia memelukkan sepenuh jiwa, lalu dia katakan padaku “Sayang, maafkan aku...belum sepantasnya kita melakukan ini semua” dan dia tinggalkan aku termangu sendiri di ruang temaran ini lalu kau pergi meninggalkanku dalam keheningan malam serta harapan yang pupus untuk bersamamu.
Pagi menjelang, sebuah surat cinta berwarna merah jambu warna kesukaanku datang darimu dengan tulisan indah dan ditujukan untukku.
Buat : Kekasihku
Sayang, maafkan aku bila semalam telah mengecewakanmu...Sayang, membuktikan cinta pada orang yang kita cintai bukan berarti kita harus melakukan “hubungan yang terlarang”. Aku mencintaimu dengan sepenuh jiwaku, aku mencintaimu bukan berarti aku harus menodaimu, aku mencintaimu bukan berarti aku harus menyentuhmu, aku mencintaimu dan tak akan ku sentuh dirimu sebelum ijab qabul ku ucapkan untukmu.
Percayalah...aku seperti laki-laki lainnya, normal dan menginginkan dirimu tapi bukan berarti harus ku buktikan saat ini padamu. Akan ku buktikan bahwa aku mampu melakukannya bila saatnya telah tiba dan memang kita diikat dalam satu ikatan suci.
Tak ku umbar nafsuku padamu karena aku teramat mencintai dan menyayangi, itu yang bisa ku buktikan padamu.
Maafkan aku sayang, tak akan pernah aku menodaimu karena indahnya cintaku padamu seindah aku mengagumimu.
                                                     Dari : Rio
                                                               Love you forever
Aku menangis membaca setiap untaian bait perbait suratmu, surat terakhir yang kau tuliskan untukmu. Didepan tubuh kakumu yang diam seribu basa tetapi suratmu bercerita berjuta makna.
Selamat jalan kekasih.....akan ku ingat semua bait kata yang kau tulis padaku, bahwa cinta sesungguhnya itu tak menodai kekasihnya.
Selamat jalan kekasih....Enam tahun bersamamu menjadikan aku wanita terhormat dihadapanmu.
Terima kasih Tuhan sudah kau beri Rio-ku untuk menemani hari-hariku dan KAU jaga dia dengan cinta yang sebenar-benarnya cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar