Ketika pagi
itu mulai berjalan disebuah kota yang jaraknya jauh dari tempat
tinggalku...Denpasar itu nama sebuah kota yang tentunya tak asing kita dengar
dan yang pasti lagi banyak sekali para wisatawan dalam dan luar negeri yang
selalu penasaran akan keindahan Pulau Dewata.
Sudah
sangat biasa bila bercerita tentang Pantai Kuta, Sanur, Kintamani, Sange,
Legian, Tanah Lot dan lainnya sekitar Pulau Dewata. Tapi kali ini perjalananku
di Kota Denpasar tertuju di sebuah sudut jalan kecil daerah Denpasar.
Wooow,
rasanya seperti kembali ke provinsi tempat tinggalku “Jawa Barat”, ada sebuah
tulisan “kecil’ yang menggelitikku “Uli Bandung”. Duh kerinduan akan tempat
tinggalku menyeruak dengan sebait tulisan “Uli Bandung”.
Adalah mang
Lukman, begitu saat beliau memperkenalkan diri padaku. Mang Lukman, sudah sejak
tahun 2009 merantau ke Denpasar bersama anak dan istrinya untuk “mengadu nasib”
begitu mang Lukman menyebutnya.
Mang
Lukman, sangat antusias saat aku ajak bicara dengan menggunakan bahasa sunda
(walau sebenarnya bahasa sundakupun agak tidak terlalu baik) tetapi karena
kerinduan untuk berbahasa daerahku tidak masalah dengan bahasa sunda yang
kurang baik menjadi terasa indah terdengar ditelinga kami.
Dalam
sehari mang Lukman dalam menjual Uli mendapatkan keuntungan sekitar Rp
50.000-Rp 70.000,- tergantung dari ramai atau tidaknya pembeli. Ternyata mang
Lukmanpun sudah memiliki pelanggan khusus setiap harinya, terbukti saat aku
bersama mang Lukman sudah banyak sekali pembeli yang bergantian termasuk juga
ada yang berasal dari provinsi Jawa Barat yang juga merantau ke Denpasar ini
untuk mencari nafkah bagi keluarga mereka.
Aku masih
penasaran dengan sudut-sudut kota Denpasar dan aku labuhkan keinginan tahuanku
dengan mencoba rujak khas Denpasar, nah ini dia “Rujak Pindang”.
Rujak
Pindang, terdiri dari irisan buah-buahan untuk rujak pada umumnya dan diberi
bumbu rujak pada umumnya pula tetapi yang membedakan adalah pada siraman airnya
yang tidak biasa bagi lidah saya, yaitu rujak pindang ini menggunakan siraman
dari kuah pindang ikan.
Bagaimana
dengan rasanya? Penasaran? Yuk, kita cari di daerah Denpasar.