Translate

Senin, 04 Februari 2013

Apakah Guru Non PNS, Bodoh?



Semoga ini pembelajaran buat saya pribadi, bahwa masih ada sebagian dari rekan-rekan guru yang PNS masih menganggap kecil keberadaan seorang guru Non PNS diantara mereka. Diantara perjalanan saya yang guru Non PNS memang tak mudah untuk mendapat “pengakuan” sebagai guru diantara sahabat-sahabat yang PNS. Tetapi bukan sebuah “penyesalan” untuk  saya yang sampai saat ini belum ada dari “pemerintah’ yang melirik saya untuk menjadikan saya sebagi guru PNS.

Beberapa saat lalu, ada yang pernah “mencemooh” dengan kata-kata bahwa saya belum diangkat menjadi guru PNS karena “bodoh” dan saya diminta untuk koreksi diri karena menurut “beliau” yang diangkat PNS adalah orang-orang “pilihan” karena “kemampuannya” sehingga pemerintah memilih “mereka” menjadi PNS.
Sungguh kata-kata yang menohok dan saya sedikit berargumen dengan “emosi” saya bahwa : “Apakah argumen anda berdasarkan penilaian melalui hasil penelitian bahwa guru-guru PNS itu benar-benar orang-orang pintar sehingga anda meng-analogikan bahwa guru yang Non PNS adalah guru-guru yang “bodoh” karena tidak diterima saat penyaringan untuk penerimaan CPNS?

Kebodohan adalah milik siapapun dia (PNS atau Non PNS) yang tidak berusaha untuk berubah dan berbenah diri terhadap kemajuan bangsa. Apakah seorang PNS pintar, ketika dia datang ke sekolah lalu membiarkan siswanya begitu saja dan berkata “saya sudah menunaikan tugas”.

Mari kita tinjau ulang berdasarkan pendapat saya ; Saya yakin banyak guru-guru yang telah diterima menjadi PNS adalah orang-orang yang pintar dalam keilmuannya tetapi tentunya kita tidak bisa menutup kemungkinan ada beberapa guru PNS yang “kurang pintar” dalam keilmuannya. Jadi saya menyimpulkan bahwa ada guru PNS yang pintar dan ada juga yang kurang pintar.

Kepintaran bukan satu-satunya tolak ukur seseorang menjadi seorang guru tetapi kemampua dia untuk mengembangkan diri dalam karirnya yaitu mengembangkan kecerdasan dalam olah fikir, olah tindak, olah ide, dan olah hati sehingga menjadi guru yang bermartabat dan profesional. 

Saya memang tak pintar untuk menanggapi kata-kata semacam itu, karena buat saya orang yang tak berfikir bila menganggap saya yang hanya guru Non PNS dan sampai usia 42 tahun belum diangkat menjadi guru PNS adalah bodoh

Ya..saya hanya guru Non PNS, tapi lihatlah berapa guru Non PNS bersama dengan saya membangun pendidikan khusus untuk melayani anak-anak khusus yang berada disuatu daerah yang masih asing terdengar ditelinga orang-orang. Lihatlah berapa puluh siswa yang kami layani dengan baik di SLB Ayahbunda?

Kami memang tidak menyandang gelar PNS tapi kami bangga dan tetap melayani anak-anak khusus di daerah kami. Saya belajar untuk membesarkan hati bahwa tak perlu menjadi PNS yang pintar untuk berjuang memberikan pelayanan pada anak-anak khusus karena dengan gelar Non PNS pun kiprah kami setara dengan guru PNS yang setia menunggu gaji dan tunjangan yang besar setiap bulannya.

Jadi, marilah kita bersama “mencerdaskan” anak bangsa dan hilangkan asumsi bahwa saya PNS dan saya pintar sedangkan kamu Non PNS jadi kamu tidak pintar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar