Translate

Kamis, 07 November 2013

Uli Bandung Di Sudut Kota Denpasar-Bali



Ketika pagi itu mulai berjalan disebuah kota yang jaraknya jauh dari tempat tinggalku...Denpasar itu nama sebuah kota yang tentunya tak asing kita dengar dan yang pasti lagi banyak sekali para wisatawan dalam dan luar negeri yang selalu penasaran akan keindahan Pulau Dewata.

Sudah sangat biasa bila bercerita tentang Pantai Kuta, Sanur, Kintamani, Sange, Legian, Tanah Lot dan lainnya sekitar Pulau Dewata. Tapi kali ini perjalananku di Kota Denpasar tertuju di sebuah sudut jalan kecil daerah Denpasar.

Wooow, rasanya seperti kembali ke provinsi tempat tinggalku “Jawa Barat”, ada sebuah tulisan “kecil’ yang menggelitikku “Uli Bandung”. Duh kerinduan akan tempat tinggalku menyeruak dengan sebait tulisan “Uli Bandung”.

Adalah mang Lukman, begitu saat beliau memperkenalkan diri padaku. Mang Lukman, sudah sejak tahun 2009 merantau ke Denpasar bersama anak dan istrinya untuk “mengadu nasib” begitu mang Lukman menyebutnya.

Mang Lukman, sangat antusias saat aku ajak bicara dengan menggunakan bahasa sunda (walau sebenarnya bahasa sundakupun agak tidak terlalu baik) tetapi karena kerinduan untuk berbahasa daerahku tidak masalah dengan bahasa sunda yang kurang baik menjadi terasa indah terdengar ditelinga kami.

Dalam sehari mang Lukman dalam menjual Uli mendapatkan keuntungan sekitar Rp 50.000-Rp 70.000,- tergantung dari ramai atau tidaknya pembeli. Ternyata mang Lukmanpun sudah memiliki pelanggan khusus setiap harinya, terbukti saat aku bersama mang Lukman sudah banyak sekali pembeli yang bergantian termasuk juga ada yang berasal dari provinsi Jawa Barat yang juga merantau ke Denpasar ini untuk mencari nafkah bagi keluarga mereka.

Aku masih penasaran dengan sudut-sudut kota Denpasar dan aku labuhkan keinginan tahuanku dengan mencoba rujak khas Denpasar, nah ini dia “Rujak Pindang”.

Rujak Pindang, terdiri dari irisan buah-buahan untuk rujak pada umumnya dan diberi bumbu rujak pada umumnya pula tetapi yang membedakan adalah pada siraman airnya yang tidak biasa bagi lidah saya, yaitu rujak pindang ini menggunakan siraman dari kuah pindang ikan.

Bagaimana dengan rasanya? Penasaran? Yuk, kita cari di daerah Denpasar.