Guru
honorer status yang kadang membuat malu untuk mengucapkannya, begitu beberapa
teman mengatakannya. Mengapa saya mengatakan “beberapa”? karena saya yakin
tidak semua berpendapat menjadi guru honorer adalah sebutan yang masih malu
untuk dinyatakan.
Guru honorer
atau kadang disebut guru non-PNS, jumlahnya masih sangat besar dibandingkan
dengan guru PNS di Indonesia. Guru honorer di Indonesia sebagian besar
kesejahteraan secara ekonomi masih relatif kecil untuk bisa memenuhi kebutuhan
pribadinya apalagi bila dibandingkan dengan UMP (Upah Minimum Pegawai) di
Indonesia. Belum adanya standarisasi untuk UMG (Upah Minimum Guru), sehingga
upah/honor yang diterima setiap masing-masing guru honorer di kabupaten atau
kota bervariasi.
Ketentuan
dalam Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Mentri Pendidikan Nasional
yang mengatur tentang guru nyaris secara keseluruhan tidak ada perbedaan antara
guru PNS dan guru honorer. Tetapi yang membedakan adalah jumlah nominal
gaji/honor atau tunjangan yang diterima sangat jauh berbeda bila dibandingkan
dengan guru PNS.
Ketidak
sesuaian kondisi tersebut tidak menyurutkan guru honorer untuk memenuhi semua
kewajibannya sebagai guru. Tidak alasan bahwa guru
honorer boleh malas-malasan karena gaji yang diterima jauh berbeda dengan
guru PNS. Tidak alasan guru honorer tidak harus membuat perangkat pembelajaran
karena tunjangan yang diterima jauh berbeda dengan guru PNS. Tidak ada alasan
bahwa guru honorer tidak perlu memenuhi kompetensi guru (Profesional, Kepribadian,
Paedagogik, Sosial) dan tidak alasan guru honorer jam mengajarnya berbeda
dengan guru PNS karena guru honorerpun harus memenuhi standar ketentuan yaitu minimal
24 jam mengajar dalam 1 minggu pertemuan.
Jadi
mengapa kita (guru honorer) harus malu mengatakan bahwa “Saya Guru Honorer”
karena kondisi kita dalam ketentuan pemerintah tidak ada yang membedakan dan
yang pasti yang membeda kita adalah pendapatan/penghasilan yang kita terima jauh melambung dibandingkan
dengan guru PNS.
Katakan
dengan tegas dan percaya diri, bahwa saya guru honorer dan saya sama dengan
anda guru PNS serta melaksanakan semua kewajiban saya walau hak kita berbeda.
Judul tulisan saya ; “Guru Honorer Pembunuh” karena saya merasakan, melihat, meninjau
dan banyak pemaparan tentang kondisi tersebut. Guru-guru honorer adalah pembunuh
semua kemustahilan. Kemustahilan tentang gaji dan tunjangan yang sangat
berbeda tetapi mampu melaksanakan tugas sama dengan guru PNS.
Pembunuh
kemalasan, tetap mengabdi dan mengajar tidak ada alasan untuk tidak
melaksanakan tugas (bolos mengajar) walau gaji/honor tidak cukup untuk transpot
ke tempat melaksanakan tugas.
Pembunuh
keegoisan, walau dengan
gaji/honor ala kadarnya tetap bertanggungjawab terhadap semua perkembangan
peserta didik dan membantu serta mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan
diri secara efisien dan efektif.
Pembunuh
kebodohan, walau gaji/honor kita berbeda tetapi kita tetap mampu untuk
mengembangkan diri, aktualisasi diri serta kemampuan yang setara dengan guru
PNS. Mampu memahami setiap sifat, ciri dan perkembangan peserta didik.
Mencerdaskan peserta didik adalah tugas kita pula sebagai guru honorer.
Pembunuh kegagalan, kemampuan
dalam mengembangkan peserta didik dan memotivasi dalam menyelesaikan semua
tugas perkembangannya adalah tugas yang kita lakukan sebagai guru honorer tidak
melalaikan tentang semua kondisi peserta didik walau gaji/honor kita berbeda
dengan guru PNS.
Yakin bahwa
kita adalah “Guru Honorer Pembunuh” semua kemustahilan berbanding dengan
honor yang kita terima dengan tugas, kewajiban serta tanggungjawab yang sama
dengan guru PNS.
Yakin bahwa
kita adalah guru honorer yang teruji dan terukur sesuai dengan yang tertera
dalam Lampiran Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007, Tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru yaitu : Kompetensi
Profesional, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Paedagogik dan Kompetensi
Sosial.
Inilah kami guru-guru honorer dalam aktifitas
Alhamdullilahhirobbilallamin, Neng Ibu mah maos na oge mani merinding, Ya Alloh, mudah2an kebahagian lahir dan bathin walau dalam bentuk apapun selalu hadir dalam kehidupan eneng, di Ibu oge guru-guruna sadaya honorer Alhamdullilah naon anu diserat ku Eneng leres-leres dilaksanakeun ku ku guru-guru Ibu, Ibu oge semaksimal mungkin ingin selalu mensejahterakan mereka, tapi semua itu terlepas dari kemampuan ibu, minimal bathinnya merasa aman karena kalau dalam materi jauh... jauh dari kata sejahtera,.....semangat terus Neng, Alloh sedang memberikan ujian pada Eneng Insya Alloh Neng, pengabdian Eneng pasti diperhitungkan sebagai tabungan amal baik Eneng tuk bekal nanti di kebahagian keabadian/ Akhirat, Amin.....
BalasHapusAmiiiin, Alhamdulillah bu Yeni....Allah Maha Segalanya yang memberikan jalan terbaik bagi setiap insan yang memberikan kemudahan bagi insan lainnya. Semoga yang ibu lakukanpun mendapatkan barokah dari Allah SWT. Insyallah kebarokahan itu akan tersebar luas untuk guru-guru honorer PLB di Jawa Barat, semangat bu Yeni....makasih sudah apresiasi dengan tulisan saya...
HapusBANYAK SEKALI GURU nonPNS disekitarku yang tingkatan sosial ekonominya jauh lebih mapan dari pana yang PNS
BalasHapusAllah SWT memberikan "kemuliaan" pada hambaNYA yang dikehendakiNYA, tanpa memilah itu PNS apa nonPNS
rezeqi diturunkan Allah SWT bukan hanya lewat gaji PNS.... aja tak terhitung jalan rezeqi yang Allah limpahkan kepada mahlukNYA
Amiiin, ladang yang Allah siapkan begitu luas dan subur untuk setiap ummatNya yang yakin akan semua kebesaranNya...terima kasih sudah menyimak dan apresiasi terhadap tulisan saya bapak yang di Brebes Selatan...salam dari saya...
HapusInspiratif Bu, tulisannya bagu sekali...
BalasHapusMari bergabung di www.guru.or.id
Terima kasih pak/bu sudah menyimak tulisan saya....maksudnya guraru ya? kl guraru saya sdh bergabung....
HapusBukan Bu, kalau guraru kan dari acer. Ini kita murni dari guru alamatnya guru.or.id masih baru tapi pengunjungnya sudah lumayan seribuan perhari
HapusAlhamdulillah pak...saya langsung registrasi jadi anggota dan sudah mem-posting 2 tulisan saya...terima kasih atas informasi yang bermanfaat...sukses selalu...
Hapus