Translate

Rabu, 31 Oktober 2012

KERINDUAN KAMI

Satu kata tak mampu untuk mengurai kerinduan kami pada emak..
Kerinduan akan semua keikhlasannya dalam mendidik dan membesarkan kami..
Kerinduan akan semua kata tentang bersyukur atas Rahmat Allah..
Kerinduan akan kata jangan pernah meninggalkan  semua perintah Allah..
Kerinduan akan kata ikuti semua sunnah Nabi..
Emak..
Kerinduan kami padamu kerinduan akan semua kebaikanmu..
Terimakasih ya Allah, sudah Kau beri emak untuk kami..
Doa kami..
Surga untukmu emak..
Amiin..

TUHAN..BOLEHKAH AKU SELINGKUH

Tuhan..
ada yang bercerita padaku,
kalau selingkuh itu penuh dengan sensasi,
ketakutan tapi smakin menggairahkan,
cinta semu dengan mimpi yang melambung tinggi,
asmara yang menggelora yang tak pernah bertepi,
Tuhan..
ku kerlingkan mataku pada sisi kananku
lelaki tua tapi lumayan perlente,
tapi Tuhan dia bukan tipeku,
lalu..
ku kerlingkan mataku pada sisi kiriku,
lelaki muda ingusan,
hmmm..aku tak suka daun muda,
Tuhan..
aku lihat lurus ke depan,
seorang laki-laki tak tua dan tak muda,
tidak genit dan sederhana,
lalu aku katakan , hmmm..ini dia yang akan jadi selingkuhanku,
Tuhan..
aku dekati dia dengan degupan keras jantungku,
dengan binaran mata yang penuh dengan birahi,
dengan gairah yang semakin memuncak tertahan dihati,
Tiba-tiba…
surut langkahku kian menepi,
lalu ku bertanya padaMu, Tuhan…
Tuhan Bolehkah aku selingkuh?

DUA PAHA DAN SATU DADA

Malam ini dingin sekali,
aku berjalan sendiri diantara gerimis,
tak beralas kaki,
tak ada pakaian hangat ataupun kehangatan,
yang ada kesedihan  yang makin dalam,
langkah ini makin jauh dan tak jelas arahnya,
lalu ku belokkan langkah kakiku yang kian melemah,
terdiam disebuah rumah bercat ungu,
ku tatap dua raga yang sedang memadu cinta,
aku tak berteriak ataupun marah,
yang kuingat hanyalah dua anakku menanti di rumah,
aku hanya mau katakan,
sayang, anakmu menanti di rumah,
sayang aku tak ada uang untuk membeli beras,
sayang, kami rindu kehangatanmu,
tapi itu tak pernah terucap
karena suara gema takbir lebih kuat untuk mengingatkanku
bahwa..dapatkah ku beri sedikit ketupat dan opor untuk anak-anakku,
lalu ku putuskan untuk berlalu,
berjalan kembali diantara gerimis dan masih tak beralas kaki,
lalu, ku peluk erat anak-anakku,
mereka kelaparan, ya Robb..
Ya Robby..ku pinta malam ini sedikit ketupat dan opor untuk mereka,
suara ketukkan pintu menghentikan doaku,
lalu kubuka…
Subhanallah, Trimakasih ya Robb..
ada 5 buah ketupat dan opor ayam dengan DUA PAHA dan SATU DADA

"Secangkir Kopi Penuh Cinta"

Kumandang azan shubuh menggema
Menyerukan asma Allah yang maha agung
Dalam dinginnya gelap gulita
Kuberanjak meninggalkan peraduan teduhku
Kususuri lengkung waktu yang menari
kutatap setitik cahaya di ufuk fajar
Senandung ayam jantan mengoyak kegelapan
Menggelora memacu semangat berkarya
Kuambil cangkir yang terindah
akan kuhidangkan yang terbaik untukmu
Disertai kehangatan yang paling mesra
Kupersembahkan secangkir kopi penuh cinta
untukmu suamiku terkasih

I am happy To Be A Second Wife's

Aku mencintaimu, memang..
Aku menyayangimu, pasti..
Aku mendambakanmu, amat..
Aku membutuhkanmu, selalu..
tapi,
Tak berarti aku harus jadi simpananmu,
Tak berarti aku “murahkan”  cintaku,
Tak berarti aku bebaskan sayangku,
tak berarti aku lalaikan hatiku,
jadikan aku istrimu
walau hanya menjadi istri keduamu
Tak akan ku pinta kamu untuk meninggalkan istrimu,
Tak akan ku pinta kamu untuk meninggalkan anak-anakmu,
Tak akan ku pinta lebih dari yang harus ku dapat darimu,
karena keyakinan adalah..
I am Happy To Be Second Wife

"Semua Tentang Cinta"



Dia Tau…
Saatnya Hatiku berbunga
Dia Tau…
Saat Jiwaku terluka
Dan Ketika air mata pun menetes
Cinta yang membuatku terbangun…
“ Cinta adalah sebuah anugerah…
Cinta tak bisa diterka…
Mungkin kita mati tanpa cinta…
Cinta bisa hidupkan jiwa…”
Jika Cinta merasuk didalam benak mu
Kau kan lakukan semua hal yang gila
Tanpa kau sadari cinta membuatmu menangis juga tertawa….

"Andai Baju Pengantin Seharga Rp 70.000.000,- Itu Untukku"

Sore ini di sebuah stasiun Kereta api (ralat ; Kereta listrik-yang pake api sudah di musiumkan), aku dengar percakapan beberapa pengemis yang sambil ngitung penghasilan hari ini mereka ngobrol dengan asyiknya sambil PENGEMIS I (sibuk dengan borok dilututnya ;kayaknya ntu borok dah lamaaaa kagak sembuh-sembuh), PENGEMIS II (sibuk sambil netek in anaknya dan anaknya antara ingus dan tetek emaknya berbaur jadi satu), PENGEMIS III (garuk-garuk pantat terus mungkin tadi udah ada yang dikeluari tapi belum sempet bersih-bersih), PENGEMIS IV (cenderung diam saja mungkin karena kecapean).
Aku penasaran sekali dengan percakapan mereka karena yang mereka bicarakan adalah topik hangat yang sedang dibahas dibeberapa Media Massa terutama di beberapa TV Swasta dalam acara infotaiment.
PENGEMIS I : Eh..kata diberita ustadz Sollasidoo kemaren ‘ni nikah tau..
PENGEMIS II : Tau darimana lo, tipi aja kagak gablek lo..
PENGEMIS I : hehehe..gua numpang nonton kemaren di stasiun..
PENGEMIS II : OOOooo….
PENGEMIS III : ngomongin apa gitu, ntu berita???
PENGEMIS I : kata diberita tuh..baju pengantennya aje hargenye ampe muhaaal buanget gitu..
PENGEMIS II & III : Emang mahalnye berape??
PENGEMIS I : katenye sih Rp 70 juta..
PENGEMIS II & III : Haaaaaaa…uang semua tuh???
PENGEMIS I : Ya iyalah masa campur kantong kresek item kepunyaan lo…
PENGEMIS III : Andai gua punya duit segitu buanyaknya daripada buat beli baju mendingan gua buat
berobat anak gua yang kata dokter di PUSKEMAS kudu dibawa ke Rumah Sakit gede..
(sambil kagak diem garukin pantat yang sepertinya memang tuh pantat juga punya
masalah kudu diobatin tapi yang dia fikirin justru anaknya dirinya sendiri dia abaikan)
PENGEMIS II : Kalo gua punya duit 70 juta, gua mau beli rumah ama bikin usaha dagang kecil-kecilan, kasihan gua ma anak gua kudunya dia bisa tidur di rumah yang kagak kena ujan, panas atau debu trus gua jg mau beli kasur ah, gua kan kagak tau rasanya tidur di kasur yang katanya empuk..
PENGEMIS I : AH, kalo gua sih pertama-tama gua pengen berobat biar borok gua yang dah tahunan ini sembuh terus gua pengen pulang kampung dah bikin usaha di kampung gua dan gua ngumpul lagi ma saudara-saudara gua..
PENGEMIS IV yang sedari tadi nyimak doang tuh pembicaraan rekan-rekan bisnisnya dalam dunia ngemis-mengemis, tiba-tiba ikut bicara.
PENGEMIS IV : Nah..gimana kalo baju penganten Ustadz Sollasidoo kita minta aja.. kita jual terus duitnya kita bagi empat deh..kan jadi manfaat tuh..PENGEMIS I , bisa obatin tuh boroknya dan pulang kampung dan buat modal usaha, PENGEMIS II bisa beli rumah..tuh rumah di Parungpanjang-Bogor masih murah-murah kata temen gua juga, PENGEMIS III bisa buat bawa ke rumah sakit anak lo, kalo gua sih pengen punya gubuk kecil buat tempat tinggal temen-temen kita..
Aku yang sedari tadi jadi pendengar setia percakapan mereka jadi terharu, takjub dan bercampur heran..kok bisa ya mereka yang sehari-hari berjuanguntuk mempertahankan hidup dengan penghasilan hanya sebatas perut hari itu yang bisa diisi tapi masih bisa berfikir dan memikirkan orang-orang disekitar mereka padahal mereka sendiri masih dalam kesulitan..
Subhanallah..aku penasaran dan aku turut menimpali pembicaraan mereka..
Aku : Bapak dan ibu, andaikan Ustadz Sollasidoo tidak memberikan baju pengantennya karena dia mau menyimpannya untuk kenang-kenangan,
gimana???
DENGAN TANPA PURA-PURA DAN POLOS MEREKA BALIK BERTANYA PADAKU..
PARA PENGEMIS : Emang Ustadz Sollasidoo mau nikah lagi ya???
Aku : Maksud bapak dan ibu??
PARA PENGEMIS : Itu baju pengantennya mau disimpan lagi nanti kalo mau nikah lagi dipake???
Aku : Hehehehe…(sambil garuk-garuk kepala)

DIPUNCAK EJAKULASI SI GANJUR DIPATOK ULAR

Malam ini udara terasa sejuk di daerah yang terbilang cukup panas, daerah ini berada di perbatasan sebuah kota dan banyak sekali berlalu lalang mobil truk dengan muatan melebihi kapasitas yang sudah ditentukan, dengan sinar bulan purnama yang terang menambah suasana semakin asyik untuk dirasakan ..
Malam mulai beranjak dan semakin malam semakin banyak wanita-wanita penjaja cinta (disebut penjaja cinta mungkin karena menjual cinta amat sulit jadi dengan terpaksa dijajakan) hilir mudik menawarkan kehangatan cinta yang mereka jajakan..
ada seorang GANJUR ( Ganjur adalah sebutan seorang kuli yang menurunkan atau menaikkan batu-batu besar dengan cara mengangkatnya) yang sepertinya mencari sasaran untuk melampiaskan nafsu yang sudah mulai tak mampu ia bendung..
Lalu dia mendekati salah satu penjaja cinta, setelah melakukan tawar menawar harga dan terjadi kesepakatan harga yang sama-sama saling menyetujui atas semua kesepakatan itu, lalu mereka mencari tempat untuk bisa menjalankan misi birahi sang GANJUR..
Lokasi telah ditetapkan sebuah lapangan luas dengan rerumputan yang hijau bening serta ilalang-ilalang yang mulai meninggi (; inget lagu ilalalng..Ilalang..Ilalang..) dan dengan disaksikan bintang gemintang juga bulan purnama yang terdiam membisu sekali-kali awan-awan bergerak dan terkadang bulanpun tertunduk malu menyaksikan tingkah manusia yang sedang asyik-asyiknya menikmati dosa..
Si Ganjur makin beringasan..si Penjaja Cinta mulai mengimbangi (mengingat dia profesional dalam profesinya) dan dalam tahap-tahap akhir untuk mencapai klimaks, tiba-tiba……
Aaaaaaaarrrrgggghhhhhhh…..langsung Gubraaak..gelosor…haaaaahhhhhhhhhh…….si Penjaja cinta merasa bangga karena sudah bisa memuaskan pelanggannya dan dapat melakukan Pelayanan Maksimal (bukan standar atau malah minimal)..
Bang….bang…bang…bangun doong achhhh…enak banget ya bang, ampe segitunya, kata si penjaja cinta (sambil mulai memakai bagian-bagian dalam tubuhnya sampai selesai memakai seluruh pakaiannya), dia terus membangunkan si Ganjur pelanggannya itu…”Bang..bangun dong saya sudah mau cari orderan lagi nih”..Lama kelamaan dia kesal juga lalu dengan kasar dibalikannya tubuh si Ganjur tersebut..
Astaga!!!..lalu si penjaja cinta itu berterikak dengan sekencang-kencangnya.. “Toloooong….toloooong…..tolong…”, terika si Penjaja Cinta,  serentak ilalang-ilalang sekitar mulai terkuak nyaris serempak….”aya naon?”"..”ada apa”"..orang-orang nyaris dari beberapa tempat berhamburan datang.. ”Tolong si abang ini dari tadi ngga bangun-bangun..”
Semua orang tanpa dikomando dari POLRI, TNI ataupun DENSUS siap menolong orang yang tak berdaya dan tanpa mengintograsi si Penjaja Cinta, lalu atas inisiatif orang-orang yang telah ikhlas membantu si Ganjur itu akhirnya dibawalah si Ganjur ke PUSKESMAS terdekat..dengan sigap si petugas piket malam itu melakukan pertolongan pada si Ganjur dan hasil yang didapat adalah si Ganjur kena patok ular tanah), kata si petugas piket di Puskesmas..”untung cepet dibawa kesini kalau terlambat sedikit sudah pasti lewat (maksudnya leway nafasnya X ya,hehehe).
Akhirnya setelah beberapa hari si Ganjur sembuhlah dengan baik dan benar atas jasa para medis dari Puskesmas (makasih dokter, makasih bapak mantri n makasih semua perawat) karena punya JAMKESMAS, Gratis lah semuanya (padahal buat bayar Penjaja Cinta bisa tapi buat berobat pake JAMKESMAS, xixixixi…)
Dua minggu kemudian setelah si Ganjur sudah mulai sehat, akhirnya dia kembali pada pangkalan tempat dia bekerja untuk meng-Ganjur..saat dia sedang melaksanakan pekerjaannya dengan amat profesional, tiba-tiba dari arah berlawanan ada seorang perempuan teriak-teriak kalau dia mencari laki-laki yang profesinya sebagai tukang Ganjur yang dua minggu yang lalu kena patok ular tanah kebetulan sang istri si Ganjur saat itu sedang membawakan makan siang kesukaan suaminya tercinta (; sebagai tanda cinta pada suaminya bahwa dia amat sangat mencintai suaminya).
Karena suaminya disebut-sebut dia langsung yang menghadapi si Penjaja Cinta tersebut, lalu dia bertanya pada si Penjaja Cinta..
Istri si Ganjur : “Aya naon neangan salaki aing?’.. ;(ada apa mencari suami saya?)
Penjaja Cinta : “Oh, eta salaki maneh?”.. bejakeun ka salaki maneh, aing teu acan dibayar sesuai dengan kesepakatan maneh na rek mayar Rp 50.000,- , tapi suami kamu sudah keburu dipatok ular, sini mana bayarannya?? (oh, itu suami kamu? kasih tau suami kamu sesuai dengan kesepakatan saya akan dibayar Rp 50.000,-)
Istri si Ganjur berteriak histeris sambil gogosayan ( ; duduk di tanah sambil menghentak-hentakkan kakinya).. ya ampuuun.. Sarkodi jeung dahar bae geuh hese kudu huhutang kadieu-kaditu ta can jeung meuli susu anak maneh geuh euweuh ngadon anak maneh dibere cai tajin..tapi maneh bisa mere ka bikang nu henteu bener..dasar Sarkodi sia lain paeh bae sakalian meuh eta bikang nagih na ka kuburan maneh (; ya ampun Sarkodi, buat makan aja harus berhutang sana-sini dan untuk beli susu aja ga punya anak kamu sampe dikasi air ajin (air beras yang dimasak) ..tapi kamu bisa ngasih ke peempuan ngga bener, dasar Sarkodi sekalian aja lo mati biar itu perempuan nagih ke kuburan lo).. si Penjaja cinta dengan santainya bilang..”eh, bu kalau suami situ mati ya saya nagihnya ma situ dong, kan situ istrinya jadi kalau suami meninggal yang nanggung utang kan istrinya” sambil jalan ngeluyur…
Si Ganjur kabur terbirit-birit, mungkin karena malu karena masyarakat mulai ramai melihat adegan yang dramatis atau mungkin karena ga punya uang Rp 50.000 yang harus dibayarkan ke si Penjaja cinta bisa juga karena takut ama istrinya (entah yang mana alasannya semua orang tak pernah mau menanyakan pada si Ganjur).

"Bang..Cukup Rp 5.000,- saja, Abang Boleh Pake Aku.."

Malam ini..agak berbeda dengan malam-malam yang lalu. Terasa sepi dan tidak terlalu banyak yang lalu lalang. Biasanya truk-truk besar banyak berseliweran tak henti memenuhi jalan sekaligus menebarkan asap hitam dari knalpot yang terdengar bising menderu-deru..
Malam ini belum ada pelanggan yang menyapaku apalagi menawarku, sementara hatiku mulai galau karena anakku tadi siang belum makan, tadi pagipun dia makan sisa nasi padang semalam pemberian dari seorang rekan kerja karena baru dikasih persenan sama cukong beras setelah di”pake”.
Aku berjanji padanya bahwa malam ini aku akan membawakannya makanan..tapiii, nyaris 3 jam ini belum ada satu pelanggan ku pun yang memperlihatkan diri..sebentar lagi subuh akan tiba, aku semakin cemas.. sedetik ku teringat..aku masih punya tuhan, mungkinkah dia akan mendengarkan doaku?? tuhan..beri aku sedikitrizkimu malam ini untuk memberi makan anakku..
Ahh…ada sasaran nih…
Baaaang…”maen” yuuk..rayukuku sambil meremas-remas tangannya yang kasar..
“gak punya uang, neng…
ah, masa sih bang..keliatannya abang banyak duit rayuku..
“Bener neng…
”Rp 50.000 aja deeh…
“Boro-boro Rp 50.000 neng..ini ada juga buat ongkos kerja ntar subuh..
“kalau Rp 20.000 ada nggak bang?..
“kagak ada neng, sumpah!!.. (dengan mimik yang meyakinkanku)..
“kalau begitu Cukup Rp 5.000 saja, abang boleh “pake” aku deh….

"Tin...Tolong Mandikan Emak, Emak Kangen Kamu Mandikan"

Hari sangat melelahkan untukku, pekerjaan begitu banyak menyitaku, laporan-laporan yang banyak belum ku selesaikan harus segera ku selesaikan karena menjelang akhir tahun semua harus ku selesaikan..
Tiba-tiba HP ku berbunyi, lalu ku angkat..suara disebrang sana seperti mengisyaratkan kegalauan…”Teh, punteun pisan emak bade nyarios ka teteh..” (mbak, maaf sekali emak mau bicara dengan mbak),  suara adikku terdengar lirih..”iya, mana..” kataku..
lalu terdengar suara emakku yang begitu lemah..”Tin..iraha balik ka imah,emak kangen ka maneh, emak hayang dimandian ku maneh…” (”Tin… kapan balik ke rumah, emak kangen sama kamu, emak ingin dimandikan sama kamu)..aku bingung untuk menjawabnya : ‘iya, mak..Insyallah minggu depan Titin pulang setelah semua pekerjaan Titin selesai”…Emakku : benernya ulah sampe maneh bohong ka emak, emak hayang dimandikeun ku maneh, maneh mah ari mandikeun emak bersih jeung telaten..”(Bener ya..jangan sampai kamu bohong sama emak, emak ingin dimandikan sama kamu, kalau kamu mandikan emak bersih dan teliti)…” iya mak..pokoknya pekerjaan selesai..langsung Titin ke rumah emak”, kataku dengan penuh semangat..emak sepertinya juga bahagia dan dia pun berpesan cepet selesaikan pekerjaan-pekerjaanku…
Seminggu sudah berlalu.. ternyata pekerjaankupun belum selesai semua, lalu aku teringat akan janjiku pada emak, aku kangen emakku yang sudah 2 bulan ini hanya bisa terbaring karena sakitnya dan sudah tidak mau dibawa ke rumah sakit lagi dia hanya ingin di rumahnya berkumpul dengan anak,mantu,cucu dan cicitnya..
Tiba-tiba suara telpon berdering tapi kok suasana hatiku tak menentu..Assalamu’alaikum…suara adikku seperti tersendat..”Wa’alaikum salam..jawabku..”Teh…ditunggu di rumah emak sudah lemah..” aku lupa untuk mengatakan apapun..langsung kami semua berangkat…
Semua sudah berkumpul..dengan tuntunan dzikir, ayat-ayat suci alquran yang dilantunkan kami semua..suasana melepas kepergian emak untuk kembali pada sang Khalik membuat kami semua berusaha untuk tegar dan ikhlas karena semua yang bernyawa pasti akan kembali pada sang penciptanya..
Pagi ini..emak ku mandikan dengan deraian air mata tapi aku harus mampu untuk melaksanakan amanat terakhir dari emak yang langsung emak ucapkan padaku, bahwa..Emak, ingin kamu mandikan, jangan bohong ya…sambil ku mandikan emak dengan kasih sayang dan penuh kelembutan seperti yang selalu emak ajarkan pada anak-anaknya, aku berkata pada emak yang terbujur indah dihadapanku dengan senyuman manisnya terlihat dibibir emak yang indah..aku katakan pada emak..”emak, pagi ini Titin menepati janji Titin untuk memandikan emak walau ini terakhir kali Titin memandikan emak semoga emak bahagia sudah Titin mandikan seperti yang emak inginkan..lalu ku basuk telapak tangannya dengan lembut dengan membacakan Basmallah ,lalu ku basuh mukanya dengan lembut dan ku katakan betapa indah dan bercahayanya emak…lalu ku basuh dahi dan telinga serta terakhir ku basuh kedua telapak kakinya…
Ku pakaikan busana terindah untuk emakku agar saat bertemu dengan malaikat Allah dalam keadaan indah dengan balutan busana putih bersih dan tentunya tak lupa kerudung yang ku lipat dengan apik..Subhanallah..emak terlihat semakin cantik dan muda dengan usia yang nyaris 80 tahun..
Emak..kepergianmu kami iringi dengan doa-doa agar Allah menerima iman islammu, menerima amal ibadahmu, menerima emak disisiNya dilapangkan kubur emak, dimudahkan hisab emak, diterangkan kubur emak serta Allah memasukkan emak ke dalam surgaNya, Amiiiin…
Emak..Titin sudah memandikan emak…..
(Saat terakhir memandikan emak pada 5 Agustus 2011)

“Selamat Ulang Tahun Emak…”

“Selamat Ulang Tahun Emak…”

“AKU DAN ABANG TUKANG ES KELAPA (TANPA MUDA)”

“AKU DAN ABANG TUKANG ES KELAPA (TANPA MUDA)”
AKU       : “Bang, es kelapanya dong satu…”
ABANG : “Oh iya neng”…
Setelah selesai beberapa saat….
ABANG : “neng ini es kelapanya”..
AKU       : “makasih bang…”
Lalu sesaat aku nikmati es kelapa yang aku pesan tadi…
AKU       : “abang…kok kelapanya tua siih ngga muda…” (protesku)
ABANG : “neng..yang saya jualkan “Es Kelapa” bukan “Es Kelapa Muda” lihat aja tulisannya ama neng..”
AKU      : “waduuuh…si abang kayak politikus ajamih jawabannya, pinter nge-les”…
Lalu ku tinggalkan si abang dan gelasberisi “Es Kelapa tanpa kata Muda” dengan sejumlah uang recehan…
ABANG : “neng..kok Es Kelapanya ngga dihabiskan”.
AKU      : “kagak bang…gua doyan ama yang “Muda” bukan “Tua” model kayak abang….(ngacir ama plus gondok).
ABANG : …(ngaca sambil intropeksi diri dan bergumam)….”Hmmmmm..iye ye, emang gua udah tua..”
Aku sebenarnya salut ama tuh si abang Es Kelapa..dia sudah berani menyatakan kebenarannya bahwa “Es Kelapa tidak identik dengan “Es Kelapa Muda”…..

LIHAT...DAN PERHATIKAN KAMI ANAK-ANAK BERKEBUUHAN KHUSUS

Aku mencintai profesiku sebagai seorang guru di sebuah SLB swasta. SLB Ayahbunda adalah SLB swasta yang aku kelola bersama suami dan sahabat-sahabatku.
Awal berdiri kami menyewa sebuah RUKO yang cukup mahal waktu itu aku menyewanya, diawali dengan modal “menggadaikan SK PNS”milik suamiku tercinta, dengan modal Rp 35.000.000,-…
Waktu terus berlalu, tuntutan akan ruang dan sarana prasarana semakin banyak dan batuan dari pihak manapun belum kami dapat dan modal pinjaman sudah habis.
suatu waktu kami tidak dapat membayar uang sewa gedung, melalui nego dengan sang pemilik tetap saja tidak dapat kami dapatkan, sang pemilik gedung memberi kami waktu seminggu untuk mengosongkan gedung itu..
hmmm…yang saya pikirkan hanya anak-anak didik saya (Anak-anak Berkebutuhan Khusus) harus kemanakah mereka? dimanakah mereka harus belajar?..
yang aku lakukan hanya berdoa dan berdoa karena usaha keras senantiasa kami lakukan untuk dapat uang tp Allah belum memberikan jalan pada saat itu..
Subhanallah…satu minggu kemudian Allah memberikan jalan keluarnya, Allah memberikan cash uang Rp 100.000.000,- lewat bantuan dan aku beli RUKO tersebut untuk menambahi kekurangannya aku jual rumah mungilku seharga Rp 35.000.000,-..
Alhamdulillah kami tidak jadi terusir tapi malah gedung tersebut jadi milik kami sampai dengan sekarang…
Waktu terus berlalu..siswa-siswi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Ayahbunda sekarang sudah ada 78 siswa yang terdiri dari TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB dan guru-guru sekarang sudah ada 13 orang guru yang semua guru honorer..
Kebutuhan akan ruang, dana pengelolaan, dan kebutuhan untuk alat-alat terapi serta keterampilan semakin mendesak karena kami tetap melayani mereka yang dari jumlah 78 siswa hanya 12 siswa yang mampu untuk membayar uang sekolah sedangkan selebihnya GRATIS tanpa pungutan apapun.
Siswa-siswi yang bersekolah di SLB Ayahbunda masih sangat sedikit dibandingkan dengan hasil penjaringan kami karena di daerah Parungpanjang ada sekitar ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) yang masih tersebar di Kec. Parungpanjang serta perhatian untuk ABK dari pihak PEMDA Bogor belum terealisasi secara menyeluruh dan maksimal.
Ada sekitar 350 ABK di daerah Parungpanjang, yang bersekolah di Ayahbunda 78 siswa, sekitar 100 orang menyebar diberbagai SD di daerah Parungpanjang, sisanya masih tersebar dan belum mendapatkan pelayanan pendidikan secara khusus.
ABK yang kami layani dari Tuna Grahita, Tuna Rungu dan Wicara, Tuna Daksa, ADHD dan Autis serta ada beberapa dari Anak Jalanan.
Kami masih belum memahami jalur-jalur bantuan yang ada karena bila meminta ke APBN dan APBD harus bergilir dengan SLB-SLB lainnya yang juga butuh bantuan sehingga tidak setiap tahunnya kami mendapat bantuan.
Para Kompasianer yang ada dan membaca tulisan saya bila ada yang mengetahui jalur-jalur bantuan dari instansi pemerintah ataupun swasta yang memiliki kepedulian erhadap perkembangan pendidikan terutama pendidikan untuk Anak Berkebutuhan Khusus, saya mohon untuk dapat menginformasikannya.
Lebih jelasnya ini adalah alamat SLB Ayahbunda :
Jl. Anggur Raya no. 5 dan 6 PERUMNAS II Parungpanjang kab. Bogor 16360  atau dapat menghubungi saya langsung di no. hp : 081386341482
Bantuan ataupun informasi dari para sahabat Kompasianer sangat saya butuhkan dan nantikan.
semoga informasi yang saya uraikan dapat bermanfaat, terima kasih.

TUKANG OJEG , PELACUR DAN LKS (Lembar Kerja Siswa)

TUKANG OJEG , PELACUR DAN LKS (Lembar Kerja Siswa)
Mang Jaya (Tukang Ojeg) bingung sekali…sampai tengah malam dia belum mendapatkan pelanggan untuk menggunakan jasa angkutnya…
ditengah dia merenung karena besok anaknya harus membeli buku LKS , anaknya yang baru saja masuk SMP tidak besar buat ukuran orang tua tertentu tapi bagi dia yang hanya seorang tukang ojeg uang sebesar Rp 75.000,- adalah ukuran yang cukup besar…
“Bang…ojeg dong ke kampung sebelah..” (seorang perempuan paruh baya dengan pakaian rada seksi walau agak berlemak sedikit tapi cukup menggairahkan ditengah malam yang dingin ini serta gincu dan bedak yang tebal menambah gairah dalam memandangnya belum lagi ditambah minyak wangi seharga Rp 5.000,-/botol sedang semakin menusuk ketulang-tulang dan geligi kalbu untuk menahan gairah).
Sambil tergagap-gagap karena menyaksikan makhluk rada cantik didepan mata, mang Jaya menjawab, “Oh iya..boleh, neng…”
Langsung mang Jaya mempersiapkan diri untuk membawa si wanita ke tempat tujuan sambil terus menghapus semua pikiran n gairahnya yang kian tak menentu, dia hapus semua dengan harapan mendapat tambahan uang untuk membeli LKS anaknya besok.
Diperjalanan..untuk mengusir rasa sepi dia berusaha memecah kesunyian diantara deru motor tuanya yang mulai sering ngadat…
“Neng…darimana?  kelihatannya cape banget ya…
“Iya nih bang..pulang kerja..”
“emang kerja dimana, neng? kok tengah malam begini pulang…” (dia berusaha tak mau untuk suudzon walau dalam hati dan pikirannya dia memperkirakan bahwa wanita yang dia bawa adalah seorang “Pelacur”, karena kata guru ngajinya mang Jaya, kita sebagai seorang muslim tidak boleh selalu suudzon atau berburuk sangka, mang Jaya orang senantiasa patuh terhadap apa yang guru ngajinya katakan).
“Ah…biasa bang..namanya juga saya janda terus anak saya baru saja masuk SMP yang paling besar dan yang paling kecil sudah kelas 5 SD butuh biaya jadi kerja apa aja deh…” (tetap belum mau menceritakan pekerjaannya)
Mang Jaya masih penasaran dan tidak mau berburuk sangka… “iya..tapi kan kasihan masa malam-malam begini baru pulang, emang kerja dimana? emang jadi janda suami sudah meninggal?” (penasarannya nambah)..
“ngga meninggal, bang…suami meninggalkan saya karena kepincut ama janda sebelah rumah”… kerja saya bisa kemana aja bang…”
“maksud neng…bisa pergi kemana aja?”….(makin penasaran).
“Iya, gitu deh sesuai dengan kebutuhan dan panggilan…..
“Oh…gitu…(sambil masih penasaran ditambah makin bingung).
Tiaba-tiba……
“Bang…berhenti sini aja deh…”
“Lho…inikan ngga ada rumah…emang eneng rumahnya dimana?” (mulai bingung)…
“ngga bang, disini aja…rumah saya emang masih kesana lagi…” (sambil menunjukkan arak dengan jari-jemarinya entah pake cuttex merk apa karena agak memudar ditengah sorot lampu motor yang agak meredup)…
“Ya…kalau masih kesana rumahnya..ayo, saya anter sampe depan rumah eneng..”
“ngga usah bang…..(si wanita sambil mendekatkan diri pada mang Jaya)..dia mulai semakin dekat lagi dan mengarahkan bagian depan tubuhnya yang paling menggairahkan kearah tubuh mang Jaya dan jari-jemarinya mulai merangkul bagian pundak mang Jaya…(mang Jaya masih tak jelas harus ngapain)…tanpa menolak mang Jaya terus mengikuti arah jari-jemari si wanita…mang Jaya makin tahu arah tujuan si wanita..
“sebentar neng…(sambil memegang tangan si wanita yang mulai mengarah pada daerah tertentu mang Jaya)
“Neng, sebenarnya mau ngapain…” (mang jaya sudah mulai bisa mengatasi gejolak birahinya).
“Aaaaahh…..masa sih si abang ngga ngerti….biasa bang “gituan”…ayo, deeehhh….ngga apa-apa deket semak-semak juga, saya sudah biasa kok…(sambil terus berusaha meraih tubuh mang Jaya).
“maaf…neng, saya emang bukan orang bener tapi kalau saya harus melakukan “gituan” haram kalau bukan ama istri sendiri ..(mang Jaya mulai merealisasikan hasil dari dia mengaji).
Si wanita sudah mulai melepaskan rangkulannya….
sambil menangis dia bilang ” maaf bang…saya ngga bisa bayar uang ojeg abang karena malam ini saya hanya bisa dapat uang sebesar Rp 85.000,- sedangkan besok anak saya yang SMP harus beli LKS sebesar Rp 75.000,- terus yang Rp 10.000,- nya untuk anak-anak saya makan…kalau saya kasih ke abang Rp 5.000,- saja anak-anak saya ngga bisa makan, bang..jadi terpaksa saya bayar dengan mengajak abang utnuk “gituan” dengan saya…biar bang ngga apa-apa ya..daripada saya ngga bisa bayar abang…” (sambil memelas).
“Astagfirullahal’adzim, ya Allah neng…jangan merendahkan diri eneng seperti itu dan saya juga ngga mau ngotorin badan saya dengan “gituan” ama neng…udah ngga apa-apa, ngga dibayar juga saya ikhlas, saya kasihan ama eneng dan anak-anak eneng…udah ya saya tinggal…rumah eneng sudah deket ini…”
“Makasih ya bang….(si wanita takjub dengan semua penolakan mang Jaya)…
Akhirnya mang Jaya memutar balik motor bututnya untuk kembali saja ke rumah dan dia bersyukur terhindar dari perbuatan yang sangat terlarang dan dibenci oleh Allah.
Mang Jaya pulang dengan perasaan rasa syukur walau dia masih “GALAU” karena dia juga masih bingung harus cari kemana lagi sisa uang yang belum cukup untuk beli LKS anaknya..
tapi mang Jaya sangat menyadari bahwa Allah pasti memberi pertolongannya, dia berjanji untuk terus mencari uang dengan halal..selepas sholat shubuh berjama’ah dia akan langsung kejar tumpangan agar anaknya bisa beli LKS…
Oh..LKS engkau hampir membuat mang Jaya berbuat “gituan”…….

"Tuhan Jadikan Kami Orang Kaya Raya agar kami Dapat Membayar hutang-hutang Kami

Obrolan orang-orang yang frustasi karena  masalah ; terlilit hutang dengan rentenir masalahnya sepele sih..karena terdesak harus bayar uang sekolah anak (akhirnya hutang ke rentenir), harus bayar rumah sakit karena anak sakit (terpaksa hutang ke rentenir), harus bayar rumah sakit karena orang tua sakit (hutang ke rentenir), anak-anak harus makan karena tidak punya uang (hutang ke rentenir)
Frustasi I : “susah amat ya hidup’..
Frustasi II : ‘ ya..gitu deh..”
Frustasi III : ”kira-kira ada yang punya jalan tidak buat selesaikan semua maslah kita”
Frustasi IV : “gua punya jalan keluarnya…”
Frustasi I, II, III : ‘wah, apa nih…????’
Frustasi IV : gimana kalau minta duit ma bapak SBY Presiden Indonesia tercinta (konon sih gajinya tidak diambil-ambil)???”"
Frustasi I, II, III : “hahahaha…tidak mungkin aja minta ke bapak Presiden Tercinta, nanti dia bilang…saya aja masih banyak urusan ngapain ngurusin kalian….”
Frustasi IV : kalau ke bapak dan ibu Wakil Rakyat, gimana???
Frustasi I, II, III : hahahahahaha…(tertawa mereka lebih keras lagi).. mana sempet mikirin kita orang miskin, mereka sibuk ngitung simpenan mereka dari simpenan deposito, tabungan, mobil, rumah, perusahaan sampai simpenan perempuan-perempuan nakal…
Frustasi IV : Nah…gimana kalau minta sama artis-artis????
Frustasi I, II, III : nanti saja kalau ada stasiun TV yang mau meliput pasti mereka banyak mau bantu…tapi stasiun TV mana ya yang mau meliput?
Frustasi IV : pasti kalau mintanya sama pak Ustazd dikasih deh….
Frustasi I, II, III : (dengan serempak mereka bicara) Pak Ustadznya lagi sibuuuk shooting tuh..sepertinya tidak sempat mau bantu kita..
Frustasi IV : “terus kita minta ama siapa dooong??”
Frustasi I : “gua mau minta ma Allah, karena kalau minta ma Allah tidak minta untuk dibalikin apalagi dibungain seperti rentenir…”
Frustasi II : “ah, bener ya…Tuhan kan Maha Kaya, minta aja ama Tuhan pasti dikasih..”
Frustasi III : “kenapa kita ngga dari kemarin-kemarin ya..???”
Frustasi IV : “Tidak ada yang terlambat.. ya Allah, Tuhan kami…Ampuni dosa-dosa kami yang telah banyak melupakanMu, Kami mohon padaMu jadikanlah Kami Orang Kaya Raya, agar kami dapat membayar semua hutang-hutang kami, agar kami dapat hidup berkecukupan dan dapat menyantuni fakir-miskin, yatim-piatu dan kaum dhuafa serta orang-orang yang terkena masalah sama dengan kami, Amiiin…

ungkinkah ada yang Melamar saya?

Bila membaca tentang tulisan-tulisan mengenai guru honor di Indonesia alangkah menyedihkan atau malah bisa dibilang amat dramatis. Dengan jam mengajar setara dengan guru PNS tapi dengan kesenjangan pendapatan yang amat jauh sudah terlihat dari nominal yang didapat.
Sebagai contoh ; seorang guruy PNS Golongan 3b dengan jam mengajar 24 jam pelajaran bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp 3.000.000/ bulan belum termasuk ditambah dengan Tunjangan Sertifikasi sekitar Rp 2.000.000/bulan penghasilan sebulan sekitar Rp 5.000.000/bulan
Tapi bila kita melihat guru honor yang  jam mengajarnya sama paling besar bisa mereka terima sekitar Rp 400.000 itu sudah sangat bagus malah ada yang hanya terima Rp 100.000-Rp 250.000/bulan. Belum lagi bila mereka harus tidak mengajar tentunya penghasilan akan semakin berkurang.
Saya pun guru honor dan sudah 15 tahun mengabdi pada negeri ini, sudah merasakan honor mulai dari Rp 30.000/bulan sampai Alhamdulillah karena sudah mendapatkan Sertifikasi untuk guru honor,  saya sudah mendapatkan Tunjangan Sebesar Rp 1.500.000/bulan dengan potongan pajak sebesar 6,5%  jadi sudah lebih beruntung dibandingkan dengan teman-teman saya guru honor yang belum mendapatkan Tunjangan Sertifikasi.
Saat saya membaca tulisan tentang bagaimana pemerintah Malaysia sangat memperhatikan semua guru-gurunya selain dari gaji yang untuk S1 penghasilan mereka bisa mencapai Rp 20.000.000 - Rp 30.000.000/ bulan, belum ditambah dengan  tunjangan rumah, laptop gratis, tunjangan mobil sampai tunjangan khusus untuk guru-guru Anak Berkebutuhan Khusus.
Hmmmmm…saya adalah guru Anak berkebutuhan Khusus, bila memang di Negeri Jiran guru sudah sangat dihargai dengan penghasilan yang besar apalagi untuk guru Anak Berkebutuhan Khusus, saya sebagai guru Anak berkebutuhan Khusus sangat tertarik untuk mengabdi pada negara itu. Karena negara ini masih belum bisa menghargai kerja keras kami guru-guru honor.
Ironisnya lagi negara ini masih mengedepankan istilah D3 (Dulur, Deket, Duit) bagi saya yang hanya rakyat biasa dan tidak memiliki keluarga di suatu tempat yang bagus dan tidak memiliki cukup uang untuk bisa membeli SK hanya terpuruk dengan berharap suatu hari saya dan teman-teman senasib bisa diangkat oleh pemerintah.
Dan Ironis yag kedua, saya menyaksikan sendiri seseorang atau malah beberapa orang yang bisa diangkat menjadi PNS Guru padahal baru lulus SMA sedangkan kriteria pengangkatan guru tersebut harus dari S1, ketika saya protes mereka mengatakan bahwa mereka tidak tahu menahu tentang itu semua.
Saya berharap mungkinkah ada yang berani untk melamar saya untuk menjadi Guru Anak Berkebutuhan Khusus di Negara lain????

"KOTORAN ITU MENYELIMUTI TUBUH MUNGILMU”

"KOTORAN ITU MENYELIMUTI TUBUH MUNGILMU”
Hari itu aku mendapat informasi bahwa ada seorang anak kecil dan berkebutuan khusus usia sekitar 9 tahun dengan kelainan autis.
Langsung tanpa menunda waktu lagi dengan ojeg langgananku, aku berangkat ke rumah yang akan aku lihat keadaannya.
Dengan bekal dan tekad bahwa Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak-anak bangsa yang haknya sama dengan anak-anak lainnya yaitu mendapatkan pelayanan dan pendidikan yang sesuai dengan kelainannya aku memberanikan diri walau menurut informasi tetangga dan orang-orang sekitarnya bahwa orang tuanya kurang ramah bila ada orang yang menegur dia bila memperlakukan anaknya kurang sesuai pada tempatnya.
Sesampainya di rumah yang aku tuju, aku langsung masuk teras rumahnya dan mulai tercium aroma-aroma yang tidak megenakkan untuk dihirup oleh manusia pada umumnya.
“Assalamu’alaikum..selamat siang bu…”, dari arah depan rumah seorang ibu membuka pintu sambil menatapku dengan curiga…
“Wa’alaikumussalam, ada perlu apa ya bu…”, nadanya semakin curiga..
Jawabku : “Maaf bu…boleh bicara sebentar..sebelumnya saya akan perkenalkan diri, nama saya Titin, biasa masyarakat sini memanggil saya dengan sebutan bunda, mungkin ibu pernah tahu saya?…
Si ibu mendadak ramah : “Oh iya..ini bunda ya…maaf bun, ada perlu apa ya?
“Alhamdulillah kalau ibu mengenal saya…maaf kalau saya siang ini mengganggu ibu tapi yang pasti Insyallah tujuan saya kesini dengan maksud yang baik..menurut informasi yang saya dapat anak ibu memiliki kelainan dalam istilah kami Anak Berkebutuhan Khusus…kalau saya boleh lihat, dimana ya anak ibu?..”
“Aduh, maaf bun…anaknya susah diatur dan sering hilang jadi terpaksa saya kurung saja di kamar..”, Jawab si ibu.
“Oh, tidak apa-apa bu…dimana kamarnya?”….
Dengan berbagai alasannya si ibu seperti tidak ikhlas untuk aku melihat anaknya.
aku hanya bilang pada si ibu…”bu, saya datang kesini tanpa ibu minta, saya datang kesini hanya melaksanakan kewajiban saya sebagai guru dari Anak Berkebutuhan Khusus ketika saya dapat informasi tentang anak ibu, saya langsung datang kesini dan saya tidak meminta bayaran apapun pada ibu…apa saya meminta uang pada ibu? tidak kan?…jadi tolong bantu saya untuk bertemu dengan anak ibu, Insyallah ibupun akan terbantu…”
Akhirnya si ibu memperkenankan saya untuk menemui anaknya..
“Astagfirullah…dalam hatiku beristigfar melihat keadaan didepan mataku..seorang anak kecil mungil dengan tubuh yang mungil, dan takjubku separuh dari bagian tubuhnya penuh dengan kotoran dari tubuhnya (alias TAI)..dan ironisnya lagi sepertinya dia baru selesai memakan kotorannya itu…
Semakin membuat aku terharu lagi tempat yang si ibu bilang kamar banyak berserakan kotoran-kotoran yang sudah mulai  mengering, air kencing dan banyak belatung-belatung yang berlalu lalang…
Lalu ku peluk dia, dan Subhanallah..entah apa yang membuat anak itu menerimaku dengan tangan terbuka, dia pun membalas memelukku, padahal kata si ibu, dia akan takut bila melihat orang lain selain dari keluarganya.
“bu…lihat anak ibu, dia baru saja memakan kotorannya atau tai-nya sendiri..” (sambil ku perlihatkan tangannya)..apa ibu setega ini pada anak ibu? apa ibu tidak beringinan anak ibu bisa memahami mana yang harus dia makan dan mana yang tidak boleh dia makan?”…
Si ibu langsung memlukku dan menangis, dia mengatakan bahwa tidak berkeinginan membuat anaknya seperti itu tapi dia tidak ada waktu untuk megurusnya karena diapun harus berjuang mencari nafkah sejak suaminya meninggal jadi dia terpaksa membiarkan anaknyaseperti itu.
Aku langsung membawa si anak ke SLB Ayahbunda tempat aku mengajar, langsung aku mandikan dia dengan seksama agar tak ada lagi kotoran yang melekat ditubuhnya. ku bersihkan badannya, ku sikat giginya, lalu ku beri dia pakaian yang bersih dan wangi, ku bawa dia ke tukang cukur agar kepalanya semakin bersih.
Subhanallah tubuh mungil itu kini bersih tanpa ada bau yang melekat dan tercium dari tubuhnya.
Sekarang dia tumbuh menjadi anak yang ceria, sudah mampu untuk mandi sendiri, sudah bisa bermain dengan trampolin, sudah bisa merasakan geli, sudah bisa tersenyum….
Trimakasih ya Robb…perjuanganku tak pernah ada yang sia-sia, anak itu suatu saat akan mampu untuk memahami bahwa “Kotoranku tak layak untuk aku makan”…
(diawal tahun 2012…..Aku Mencintaimu anak-anakku…)

KAMU..MAUKAN TIDUR DENGAN SAYA?

Ini adalah pengalamanku saat awal-awal membangun Sekolah Luar Biasa…
Aku keluar masuk instansi “Pemerintah” yang katanya akan memberikan “bantuan” bagi lembaga yang membutuhkan dengan cara membuat “Proposal”.
Semalaman aku membuat banyak proposal untuk berbagai kebutuhan sekolah yang memang pada saat itu ruangan untuk sekolah kami belum dapat menampung siswa ABK yang ada.
Dengan modal tekad, keinginan yang kuat, ongkos yang minim dan juga bekal sehat badan dan jiwa yang stabil, ku mulai perjalananku dengan kereta ekonomi yang sesak, panas dan bau tujuh rupa, lalu ku teruskan dengan naik angkot, Alhamdulillah sampai pada tempat yang dituju…
Berbekal alamat dan “nama seseorang pejabat” yang harus aku temui akhirnya walau agak menunggu sedikit lama karena banyaknya yang bertamu pada “PEJABAT” tersebut akhirnya aku bisa menemuinya juga…
Aku        : “Selamat siang pak…”
Pejabat : “Selamat siang…” anda siapa? darimana? ada keperluan apa”
Aku        : “Kenalkan pak…saya Titin Sulistiawati, Kepala SLB Ayahbunda di kec. Parungpanjang Kab.                              Bogor  Jawa Barat, saya datang ke tempat bapak untuk menenmui bapak, atas saran                                            ”seseorang”..adapun keperluan saya kemarin berkenaan dengan keperluan untuk mengajukan                        proposa yang saya bawa…” (sambil memperlihatkan proposal)..Lalu menjelaskan secara sejelas-                      jelasnya tentang  keberadaan SLB Ayahbunda dengan rinci dan dalam, dengan harapan sang                                 “PEJABAT” paham akan tujuan dan harapan yang saya utarakan.
Pejabat : “Wah…kamu masih muda, cantik dan seksi juga pintar…saya tertarik dengan semua penjelasan                       kamu”…
Aku mulai berbunga-bunga…
Pejabat : (melihat dengan sekilas proposalku)…“begini dana yang kami miliki betul masih banyak tapi                              banyak sekali yang sudah terlebih dahulu mengajukan, karena saya ada rapat di Hotel                                        …..(sambil menyebutkan sebuah hotel bintang lima) mau tidak kamu ikut saya ke hotel dan kamu                    tunggu di kamar saya selesai saya rapat kita bicarakan kembali proposal kamu…”
Aku       : “tapi pak…rumah saya jauh dan kalau pulang malam nanti sulit kendaraan…” (aku tidak curiga                       sama sekali)
Pejabat : “Ah…gampang, nanti saya kasih ongkos buat kamu naik taksi langsung ke rumah kamu”…
Akhirnya aku menyetujuinya karena aku berfikir, kenapa tidak kesempatan bagus aku tak ambil.
Lalu kami pergi ke hotel yang dituju dengan mobil mewah milik si pejabat..(aku benar-benar bangga baru kali ini aku naik mobil pejabat dan mobil mewah lagi)…
Sesampainya di hotel sang pejabatpun membawa aku ke kamar hotelnya untuk menunggu dia selesai rapat dengan rekan-rekannya…
Menjelang maghrib sang pejabat masuk ke dalam kamar hotelnya…
Pejabat : “gimana…kamu nyaman disini?”
Aku        : “Maaf pak..bagaimana kalau kita bicara diluar saja…kalau saya denga bapak didalam kamar ini                    buat saya tidak nyaman…” (aku sudah mulai jengah dan tak nyaman berduaan dengan laki-laki                          yang  sepantasnya jadi bapakku)…”
Pejabat : “katanya kamu mau dapat bantuan dari saya…masa sih ngga ngerti apa yang saya inginkan?”..
Aku        : “Maksud bapak apa?”
Pejabat : (Sambil berusaha memelukku dia berkata) “KAMU MAUKAN  TIDUR DENGAN SAYA?”, nanti saya                      kasih kamu bantuan yang besar…”
Aku        : “Maaf pak….lebih baik saya tidak mendapat bantuan dari bapak sama sekali, terimakasih…(Aku                      tak  berpanjang lebar lebih baik aku selamatkan diriku).
Pejabat : “Oh ya…ya sudah saya juga tidak memaksa kamu, itupun jika “KAMU MAU TIDUR DENGAN                                SAYA”  jika tidak mau kamu tidak akan dapat apa-apa…”
Akhirnya aku pergi dengan rasa syukur karena sang Pejabatpun tak berniat melakukan apapun padaku bila tidak ada KERELAAN dari diriku untuk “TIDUR BERSAMANYA”.
Aku pergi dengan ongkos yang minim dan Alhamduillah Allah telah melindungiku dan aku bisa sampai ke rumah dengan selamat walau hati kecewa.
Aku benar-benar tidak menyangka ternyata benar MORAL dan BIROKRASI Pejabat kita masih sekitar “SELANGKANGAN”.

ISTRI KEDUA DARI SUAMIKU

Aku tak tahu harus  berkata apa, saat suamiku mengatakan bahwa dia mencitai wanita lain selain aku…
Ku pandangi wajah manis anak-anakku yang tertidur lelap..
Ku pandangi wajah tak berdosa anak-anakku yang terbuai mimpi..
Ku kecup kening anak-anakku dalam dekapan erat tanganku..
Aku bingung…aku hampa..aku sedih dan aku menangis…tapi yang pasti aku sakit…
Ku coba koreksi setiap waktu yang ku jalani bersama suamiku..tapi selalu aku meyakini bahwa aku sudah dan telah melakukan hal yang terbaik untuk suamiku, anak-anakku, keluarga suamiku bahkan sahabat-sahabat suamiku…
Aku, mengatakan tak ada yang perlu disalahkan dari diriku, tapi mengapa suamiku berpaling pada wanita lain?….
Aku beranikan diri untuk bertanya padanya, apa yang membuat dia jatuh cinta pada wanita lain..dia dengan tegas mengatakan bahwa jatuh cinta pada wanita lain bukan berarti ada kekurangan pada diriku…dia meyakinkan diriku bahwa aku sudah banyak memberikan yang terbaik untuk hidupnya…semua membahagiakan suamiku tidak ada ruang kosong dalam hatinya, tidak ada kekurangan yang berarti dalam diriku…semua sempurna katanya…
Tapi aku heran, bila memang tak ada yang kurang dari diriku, mengapa dia harus berpaling dari diriku?…
Aku tak pernah mendapat jawaban sampai tanah itu menimbun erat semua misteri yang ku coba tanyakan pada almarhum suamiku…
Dia kini telah tiada tapi tetap misteri itu masih melekat di fikiranku…
Sampai suatu saat….
Seorang perempuan paruh baya sambil menggendong seorang bayi mungil dan lucu beserta 4 anak lainnya yang masih kecil-kecil, tiba-tiba dia memelukku dengan erat..sangaat eraat seakan tak ingin melepaskan pelukannya…
Aku bingung dan mencoba mengatasi kebingunganku dengan membalas pelukannya karena yang aku rasakan hanya rasa duka dan penyesalan yang mendalam dari tatapan mata dan getaran tangisnya….
Lalu dia bercerita :
“Mbak…aku adalah istri kedua dari suami mbak…” (dia memperkenalkan diri dan masih dalam tagisan serta saling berpelukan denganku).
Aku mencoba menahan amarahku, aku mencoba melepaskan pelukannya, aku ingin mengusir perempuan itu, aku kecewa tapi aku juga bersedih…..
Dia mencoba untuk menjelaskannya :
“Mbak..tolong dengar sedikit saja penjelasanku…” (hiba wanita perebut suamiku).
Kutahan semua amarahku walau bagaimanapun aku harus mendengarkan penjelasannya...
“Mbak..saya menyadari mbak marah pada saya yang telah berani mengganggu kenyamanan rumah tangga mbak dan suami..tapi percayalah suami mbak orang yang sangat baik …(aku agak menggeram karena berani sekali perempuan ini menilai suamiku didepanku, tapi kembali aku bersabar untuk mendengarkannya)..
Dia melanjutkan ceritanya :
“Suami mbak adalah Pahlawan bagi kami..saya Rukiyah, janda anak 5, saya kenal suami mbak disaat saya akan melahirkan anak saya yang bayi ini...(sambil menunjukkan lewat tatap matanya dan dekapannya) di sebuah rumah sakit tapi pada saat itu saya benar-benar bingung karena saya tak memiliki uang serupiahpun dan rumah sakit itu tak mau menerima saya bila saya tidak memberi uang muka biaya rumah sakit..disaat saya kebingungan datang suami mbak dan dia bertanya pada saya apa yang terjadi, lalu saya menjelaskan semuanya…entah apa yang ada dibenak suami mbak. dia tiba-tiba mengeluarkan uang untuk membayar biaya rumah sakit…setelah kelahiran anak saya suami mbak terus membatu saya untuk merawat anak-anak saya yang ada di rumah kontrakan tanpa saya bekali apa-apa ternyata suami mbak mengurus semuanya dengan baik…sampai suami mbak menyewakan rumah yang layak huni untuk kami..lalu setelah saya pulang suami mbak mengatakan bahwa, anak-anak saya perlu kehidupan yang layak, pendidikan yang baik, serta kasih sayang…dia mencoba menjelaskan bahwa dia bersedia menjadi bapak dari anak-anak saya tapi suami mbak tidak mau saat dia berkunjung ke rumah kami dan bertemu dengan saya dia harus merasa risi karena saya bukan muhrimnya..lalu dia memutuskan untuk menikahi saya…”
Masih terisak, lalu dia menjelaskan kembali ceritanya :
“Mbak…jangan salahkan suami mbak..dia tidak bersalah..kalau mau disalahkan tolong salahkan saya yang telah berani menerima pinangannya..percayalah…dia menikahi saya bukan karena mencintai saya tapi dia mencintai anak-anak saya..suami mbakpun belum pernah menyentuh saya karena saya masih dalam masa iddah…tolong maafkan suami mbak…tolong maafkan saya..apapun yang suami mbak beri pada kami, semoga itu menjadi amalan untuknya…”
Aku terhenyak…aku bingung mesti bilang apa…ternyata ini jawaban yang selalu ku tunggu yang selama ini menjadi misteri dari suamiku…
Maafkan aku suamiku aku telah berprasangka padamu…tidurlah dalam damai di pangkuan Illahi, biarlah cerita ini terkubur bersama ragamu dipembaringan terakhirmu…

"Leuwi Deumdeum"


Siang itu Ki Deumdeum baru pulang dari ladangnya dan siap-siap untuk makan siang…
Di meja makan sudah tersedia hidangan kesukaan Ki Deumdeum…
“Nyai, hayu urang dahar babareungan…” (Nyai, mari kita makan bersama-sama).
“Mangga, Ki..abdi bade ka leuwi…”. (silahkan, Ki saya mau ke sungai).
“Eh, naha tumben beurang-beurang kieu ka leuwi..” (Kok, tumben siang-siang begini ke sungai).
” Seueur kukumbahan, Ki..”. (banyak yang harus dicuci,Ki).
“Oh, sok mangga atuh..”
Lalu Nyi Deumdeum istri Ki Deumdeum siap-siap akan ke sungai dengan membawa tikar dan ada buntalan besar yang dibungkus tikar didalamnya.
Tiba-tiba  Ki Deumdeum ingat sesuatu…
“Nyi, sakeudap..ari si Jambul kamana?” ( Nyi sebentar, kalau si Jambul kemana).
Sambil agak terkejut Nyi Deumdeum menjawab…
“duka Ki, da titadi oge abdi teu ningali..” (tidak tahu Ki, karena dari tadi juga saya tidak melihatnya).
“Naha tumben pisan eta si Jambul da biasana oge mun Ki datang tos ngantosan hareupeun panto hareup imah..” (mengapa ya kok tidak biasanya si Jambul tidak ada, biasanya dia sudah nunggu Ki didepan pintu rumah).
“Ah, duka teuing…” (ah, ngga tahu ya). Nyai Deumdeum menjawab sambil terburu-buru hendak keluar.
Tiba-tiba Ki Deumdeum kaget..
“Nyai, eta naon dina samak jiga aya geutih ngaracak kitu..” (Nyai, itu apa didalam tikar seperti ada darah yang menetes).
Nyai Deumdeum kaget dan agak bingung untuk menjawabnya..
“Ah, lain naon-naon Ki..” (ah, buka apa-apa,Ki). Nyai deumdeum tergopoh-gopoh dan panik, karena paniknya dia tidak memperhatikan buntalan dalam tikar yang dia bawa, tiba-tiba…
“Astaga..nyai eta suku saha?”.. (Astaga, nyai itu kaki siapa?), Ki Deumdeum sambil meloncat mengambil kaki kecil yang keluar dari buntalan tikar yang dibawa Nyai Deumdeum.
Nyai Deumdeum terkesiap dan hanya terdiam..Ki deumdeum langsung menarik buntalan yang ada ditangan Nyai Deumdeum.
Ki Deumdeum langsung membuka buntalan itu dan apa yang dia lihat diluar apa yang dia perkirakan, ada beberapa potongan tubuh manusia yang amat dia kenali, si Jambul anaknya yang sangat dia sayangi sudah terpotong-potong menjadi beberapa bagian, yang paling dia kenali adalah Jambul atau rambut yang menjadi ciri khas anaknya.
Tak henti-hentinya Ki Deumdeum menangis dan menangisi anaknya yang sudah tiada, entah apa yang ada dalam pikiran Ki Deumdeum dia langsung menyeret istrinya. Dia tarik rambut istrinya dan istrinya menjeri-jerit mohon ampun atas apa yang sudah dia lakukan terhadap si Jambul anak tirinya.
Sepanjang  jalan Nyai Deumdeum terus meronta-ronta sambil berteriak minta ampun dan minta tolong tapi tidak mungkin ada yang mendengar karena rumah Ki Deumdeum jauh berada dipinggiran hutan.
Ki Deumdeum terus menyeret tubuh Nyai Deumdeum tanpa mendengarkan lagi teriakan minta ampun Nyai Deumdeum, Ki Deumdeum menyeret istrinya ke sungai atau leuwi yang  jauh masuk ke dalam hutan…
Sesampainya di sungai atau leuwi dia langsung mengikat tubuh istrinya dengan ikatan yang kuat dan tubuh istrinya dibanduli batu-batu besar diikat sekaligus dengan tubuh istrinya, lalu dia tenggelamkan istrinya ke bagian leuwi yang dalam tanpa ampun dan perasaan. Ki Deumdeum sudah tidak memperdulikan lagi permohonan maaf dan teriakan dari istrinya…
Hari sudah menjelang malam ketika Ki Deumdeum kembali ke rumahnya, lalu dia bersihkan dan mandikan anaknya, lalu dia menguburkan anak semata wayangnya dari hasil pernikahan istri pertamanya yang sudah lama meninggal dan kemudian menikah lagi dengan harapan ada yang bisa mengasuh dan mendidik anaknya.
BEBERAPA WAKTU KEMUDIAN….
Aktifitas Ki Deumdeum masih tetap berjalan seperti biasanya, dia pergi ke ladangnya…
suatu hari masyarakat hanya menemukan caping Ki Deumdeum di tengah ladangnya dan sejak itu tidak ada yang tahu kemana perginya Ki Deumdeum…
BEBERAPA BULAN KEMUDIAN…
Masyarakat sudah mulai lupa akan hilanya Ki Deumdeum, anaknya dan istrinya, tapi suatu malam masyarakat digegerkan dengan datangnya Ki Deumdeum ke rumah-rumah penduduk sambil menunggangi kuda kesayangannya dan tetap dengan caping di kepalanya serta menanyakan keberadaan anaknya si Jambul…tapi wujud Ki Deumdeum tersebut setelah menanyakan keberadaan anaknya dan penduduk yang ditanya menjawab bahwa mereka tidak tahu akan keberadaan anaknya, Ki Deumdeum langsung menghilang dan akan kembali lagi pada malam berikutnya.
Kehebohanpun nyaris berlangsung setiap malam, bahwa Ki Deumdeum selalu datang tetapi kembali menghilang, akhirnya membuat seorang Kiyai daerah setempat tergerak untuk mengetahui apa yang terjadi.
Dengan kemampuan yang dimilikinya akhirnya Kyai itu dapat berkomunikasi dengan Ki Deumdeum, Ki Deumdeum menceritakan semua kisahnya dan meminta Kyai tersebut untuk menyempurnakan jasad anaknya agar dikuburkan dengan layak serta memohon untuk mengambil jasad Nyai Deumdeum istrinya ditempat ia tenggelamkan, tapi Ki Deumdeum sendiri tidak menceritakan apa yang terjadi pada dirinya.
Siang itu masyarakat bersama-sama untuk mencari jasad si Jambul dan Nyai Deumdeum dan setelah ditemukan lalu menguburkannya dengan layak.
Sejak saat itu Ki Deumdeum tidak pernah muncul lagi untuk menanyakan keberadaan anaknya walau kadang datang hanya suara ringkikan kuda atau suara derap kaki kuda.
Sungai yang selama ini menjadi bagian untuk aktifitas sehari-hari penduduk setempat sudah tidak dikunjungi lagi karena rasa takut masyarakat akan peristiwa kematian Nyai Deumdeum dan sejak saat itu masyarakat setempat menamakan sungai itu dengan "Leuwi deumdeum".

HOROR ; KISAH SELENDANG MERAH SI AMOY


Orang lain mungkin akan menganggap aku agak gila bahkan mungkin gila…
tapi pada kenyataannya itulah yang aku lihat dan alami…
Malam itu hujan rintik-rintik..tiba-tiba ada suara yang memanggilku…
“Bunda…mau ngga jalan-jalan bareng ama saya….” seorang perempuan cantik keturunan Tionghoa menyapaku dengan memakai baju merah berenda dan selendang merah terbuat dari sutra…
tanpa menolak aku mengikuti ajakannya karena sudah beberapa kali perempuan itu selalu menyapaku tapi aku tak pedulikan….
Lalu aku berjalan dengannya ditengah rintik hujan dan malam mulai merayap….
aku mulai bertanya padanya hendak kemanakah tujuan kita…
dia hanya berkata…
“Bunda..aku suka dengan bunda karena bunda seperti aku…” dia mulai membuka diri..
Kataku...”apa yang kamu sukai dari aku? kamu belum tahu siapa aku..namamu pun aku tidak tahu…”
“Bunda tidak perlu tahu siapa namaku tapi aku tahu dan merasakan apa yang bunda rasakan sama persis seperti yang aku rasakan…”
“Apa yang kamu rasakan?”...tanyaku sambil terus berjalan…
Dia mulai mengisahkan jalan hidupnya….
“Aku wanita keturunan lahir dari ibu dan bapak yang tak jelas apakah mereka bisa aku katakan menyayangiku…” Dia mulai berkaca-kaca dan aku berusaha menjadi pendengar setianya….
“70 tahun yang lalu aku adalah seorang gadis cantik, orang-orang sering memanggilku si Amoy Cantik..suatu hari ada seorang saudagar yang melihat aku dan dia ingin menjadikanku istrinya…(dia semakin terbawa arus ceritanya)…aku berusaha menolaknya karena dia pantas untuk menjadi kakekku dan aku akan dijadikan istri yang ketujuh..tapi penolakanku menjadikan dia semakin ingin menjadikan aku istrinya lalu dia mendatangi orang tuaku dengan mengiming-imingi sejumlah harta agar aku bisa dia persunting menjadi istrinya..ternyata diluar dugaanku orang tuaku justru menerima pinangan sang saudagar..aku sedih..aku merasa kedua orang tuaku benar-benar tak adil padaku..Tiba pada hari pernikahan kami…dan perayaan besar dan meriah untuk sebuah pesta perkawinan saat itu sungguh sangat mewah…berbagai tontonan digelar termasuk cokek…aku tidak bahagia dan aku berusaha untuk bisa membahagiakan kedua orang tuaku…
Tiba untuk malam pertamaku…suamiku saudagar tua renta mulai akan menyetubuhi aku tapi aku bilang akan mengambil ramuan untuknya agar dimalam pertama kami dia semakin kuat saat menyetubuhiku…dan diapun setuju..lalu aku ambil ramuan yang sudah ku persiapkan jauh-jauh hari…setelah dia minum..dia langusng tak sabar untuk menikmati tubuhku dan dia bilang bahwa ingin secepatnya menikmati keperawananku yang selama ini dia idam-idamkan tapi tiba-tiba dia  mengejang dan akhirnya tewas diatas tubuhku yang belum dia perawani…aku mulai bingung tapi aku sudah menyadari semuanya bahwa aku memang bersalah tapi akupun sudah mempersiapkan semuanya…setelah itu aku keluar rumah…dan aku ambil selendang merah ini yang sudah kupersiapkan lalu aku gantung diriku….” (Lalu dia menangis terisak)..
Aku hanya mendengarkan cerita dia dan berusaha menenangkan diriku…lalu aku bertanya pada dia..”Amoy…mengapa saya harus jadi temanmu?…” dia menjawab..“bukankah perasaanmu saat ini sedang sepi? sama seperti aku, aku selalu kesepian….aku tak punya teman untuk berbagi cerita…”
Aku katakan padanya tak mungkin aku menjadi temannya karena duniaku dan dia berbeda…dia bilang dunia tak akan menjadi penghalang untuk kita menjadi teman..tapi aku bilang biar aku pikirkan dulu…
Kemudian akupun kembali ke rumahku karena malam sudah beranjak ke pagi….
Sesampainya di rumah ternyata semua orang sedang mencari kepergianku..mereka smua bertanya padaku darimanakah aku…
Lalu aku menceritakan semuanya tapi orang-orang tidak yakin dengan ceritaku sampai ada seorang tua penduduk asli daerah itu mengatakan bahwa benar berpuluh-puluh tahun lalu pernah ada cerita seorang gadis keturunan yang bunuh diri dan arwahnya sering gentayangan dan rumahku adalah tempat dia dikuburkan yang sekarang sudah menjadi perumahan….
Orang-orang mulai mempercayai ceritaku…..

CERITA RUMAH KOST BERHATU

Aku tiba di tempat kostku yang baru, susana rumah tua tapi penuh dengan mistis kurasakan….
Malam pertama,
aku tidur di rumah itu ada yang berbeda tapi karena tubuhku lelah akupun terlelap dalam tidurku…
Malam kedua,
aku masih merasakan suasana yang berbeda tapi aku belum tahu dan paham dengan apa yang kurasakan..
Malam ketiga…
suasana mulai mencekam dan untuk mengusir hal-hal yang tidak mengenakkan itu akupun berusaha membuka Al-Quran dan mulai mengaji…
Saat aku membaca Basmallah, ada angin bergeser disekitar ku..tetap aku lanjutkan…entah datang darimana…tiba-tiba ada suara seperti pintu yang terbanting…Gubraaaaaakkkkk!!!!!!…aku mulai ketakutan tapi aku tetap teruskan ayat demi ayat dari Al-quran yang kubaca..Teman-temanku mulai ketakutan mereka semua berkumpul di kamarku…dan mereka meminta aku untuk tetap mengaji….
Malam itu aku tak berani bertanya apapun tentang peristiwa malam itu…
Setelah pagi..aku mulai bertanya mengenai suasana mencekam tadi malam…
Salah seorang teman kostku akhirnya menceritakan…
Rumah tersebut ada penghuninya, temanku mulai bercerita….
setiap malam-malam tertentu mereka pasti akan diganggu dengan adanya makhluk tanpa ujud tapi keberadaannya sangat mereka rasakan…
seringkali saat mereka sedang duduk-duduk di ruang belajar tiba-tiba salah satu kursi kosong dekat mereka bergeser sendiri atau sering kali ada yang mandi saat tengah malam tapi setelah ditanya satu persatu tidak seorangpun ada yang mandi. Pintu terbuka dan tertutup sendiri sudah hal yang biasa buat mereka, mereka tetap bertahan di rumah kost tua itu karena harganya yang sangat murah dibandingkan dengan tempat kost yang lainnya serta fasilitas rumah itu juga terbilang sangat lengkap dan mewah…
Aku makin penasaran…Makhluk apakah yang ada di rumah itu sehingga seringkali anak kost di rumah itu keluar-masuk dan tak jarang baru semalam besoknya sudah pindah lagi…
Aku juga termasuk orang yang tertarik dengan rumah itu karena murah tapi dengan fasilitas yang lengkap…
Malam keempat…
Aku kembali mengaji tapi dengan kesiapan mental bila ada “sesuatu” yang akan menggangguku aku sudah siap….
Mulai dengan Basmallah…ayat pertama kubaca belum ada reaksi…ayat kedua dan ketiga…tiba-tiba, Jdaaaaaaaaaaarrrrr……..gubraaaaaakkkkk…..aku terkejut tapi aku tetap konsisten ku lanjutkan ayat demi ayat dengan suasana semakin mencekam……
Pagi harinya..teman-temanku bilang sudah mulai ada rasa nyaman di rumah itu…mereka bersyukur aku bisa mengaji jadi mereka bilang ada yang bisa membuat mereka tenang….
Malam kelima…
Aku mulai membuka Al-quran dan tiba-tiba tubuhku ada yang mendorong dengan kuatnya sampai aku terjungkal…teman satu kamarku berusaha untuk menolongku tapi diapun mengalami nasib yang sama terjungkal…aku mulai bangkit dan berusaha meraih al-quran dan mulai ku baca dengan keyakinan Allahlah yang pasti membantuku….tiba-tiba, temanku menjerit dan seperti kesyetanan..dia berusaha mencekikku…teman-teman kostku yang lain berusaha membantuku…
Temanku kesurupan….Syetan yang ada ditubuhnya memintaku untuk keluar dari rumah itu karena aku dianggap pengganggu…setelah itu pemilik rumahpun datang untuk membantu…akhirnya yang kesurupanpun tersadar….
Esok harinya aku dipanggil oleh ibu kostku, dia mengatakan bahwa penghuni rumah itu tidak setuju atas kedatanganku dan sebelum kedatanganku kata beliau tidak pernah sampai mengganggu seperti ini…
Aku mulai bertanya-tanya…mengapa ibu kost itu membiarkan saja suasana rumahnya seperti itu..
Aku mulai mencari tahu lewat orang-orang sekitar tapi tak ada yang berani menceritakannya sampai akhirnya aku berusaha untuk mencari tahu sendiri….
Malam keenam….
Suasana semakin mencekam aku siapkan al-quran dan sajadah, selesai sholat Isya akupun langsung mengaji tapi tidak didalam kamarku tapi aku mengaji di ruang tengah yang biasanya tempat itu paling favourit buat makhluk tanpa ujud itu….
Aku mulai baca Basmallah…Subhanallah…kursi-kursi disekitarku mulai bergerak dengan sendirinya..aku tetap dalam bacaanku…angin dingin mulai menerpa tubuhku…aku tetap membaca…..kursi-kursi selain bergeser mulai berjatuhan…aku tetap mengaji…sampai akhirnya tubuhku seperti ada yang menghantam….
Pagi hari aku mulai tersadar..ternyata dari semalam aku pingsan….
Ibu kostku kembali mengatakan bahwa makhluk penghuni rumah tidak menyukaiku….
Malam ketujuh….
Aku semakin penasaran…aku tetap mengaji dan aku masuk ke dalam ruangan yang selama ini selalu tertutup dan tak seorangpun boleh untuk memasuki ruangan itu…
Aku baca al-quran…dan mulai terlihat penampakan jelas dihadapanku..sesosok makhluk perempuan berbaju putih dengan rambut terurai dan kusut-masai..aku terus membaca al-quran dan makhluk itu mulai mengerang lalu menangis….dia terus menangis tanpa aku hiraukan…lalu dia berkomunikasi denganku….aku hanya bisa terdiam dan berusaha tetap menyadarkan kondisiku yang mulai mengigil…
Makhluk itu berkata….”Neng…tolong jangan teruskan…saya disini hanya ingin dekat dengan ibu saya….”
Setelah itu makhluk itu pergi entah kemana…dan akupun terdiam tak tahu harus berbuat apa…
Esok harinya…aku mulai mencari tahu kembali…tapi aku memiliki sedikit informasi mengenai keberadaan makhluk itu…aku mulai bertanya pada tetangga dekat rumah itu..akhirnya dia mengatakan bahwa benar makhluk yang berwujud perempuan itu adalah putri dari ibu kost pemilik rumah yang kami tempati…dia meninggal setelah menggugurkan kandungannya..saat itu putri ibu kost masih seusiaku kelas 2 SMA dan ibu kost amat menyayangi putrinya tersebut, beberapa hari anaknya tidak dia kuburkan karena dia tidak percaya bahwa anaknya telah meninggal dunia dan akhirnya penduduk di sekitar tersebut mengetahuinya dan berusaha untuk menyadarkan ibu kost tersebut…tapi ternyata walau sudah dikuburkan arwahnya masih gentayangan sampai saat ini…..
Malam kedelapan…
Suasana mulai terasa hangat dan tidak mencekam tapi aku tetap mengaji….
Esok hari….aku dipanggil ibu kost…
“Mulai sekarang kamu harus keluar dari rumah ini….” aku benar-benar kaget, lalu aku bertanya pada ibu kostku…”Salah apa aku, bu?”…”Tidak usah bertanya mulai sekarang kamu tidak usah tinggal di rumah saya lagi…saya sudah bilang makhluk itu tidak suka sama kamu…” Aku mulai berani untuk mengungkapkan misteri selama ini…“Ibu…saya tahu dia itu putri yang amat ibu sayangi…tapi dia seharusnya sudah tenang disana tapi ibu berusaha mengganggu ketenangannya dengan menempatkan dia di rumah ibu…” Ibu kostku amat marah padaku dan dia benar-benar mengusirku….
Akhirnya ku kemasi semua barang-barang milikku dan meninggalkan rumah itu serta mencari tempat kost yang baru, tentunya tidak termasuk makhluk lainnya……

ROH CINTA YANG TERABAIKAN


Aku mencintaimu seperti wanita lain merasakan mencintai pada orang yang dia cintai ini…
Tapi mengapa cintaku ini tak seperti wanita lainnya? Bisa bersama dan saling memiliki…Apakah cinta tak selalu harus memiliki, begitu juga dengan rasa cintaku padamu, hanya rasa saja tanpa bisa untuk memilikimu.
Bukankah cinta adalah anugrah Tuhan pada umatnya? Mengapa rasa cintaku padamu menjadi ketidak harusan?
Aku terus mencari jawabannya….
Aku memang terlalu mengharapkan kamu untuk menjadi milikku sementara kamu mungkin tidak….
Aku adalah mahasiswa sebuah PTN ternama, aku kenal “dia” sebut saja Mas Januar pada semester empat, mas januar adalah mahasiswa S2 di PTN yang sama. Aku mengenal dia sosok yang baik, ramah dan penyayang.
Seperti para wanita lainnya akupun tersanjung bila ada laki-laki yang begitu banyak memberi perhatian khusus. Mas Januar adalah sosok yang sangat ideal menurutku dia membantuku dalam setiap waktu dan kesempatan yang aku butuhkan.
Sampai suatu malam, mas januar menganjakku untuk datang ke tempat kostnya karena mas Januar adalah mahasiswa yang dikirim daerahnya untuk mewakili tugas belajar di PTN tersebut jadi mas Januar sementara kost dekat kampus kami.
Awalnya kami hanya menyelesaikan beberapa tugas perkuliahan sampai larut malam, saat aku pamit pulang mas Januar mulai mendekapku dan entah kekuatan dari mana akupun membalas dekapannya, ketika dia mulai meremas bagian sensitifku entah keahlian darimana yang aku dapatkan akupun mulai membalas remasannya dan menikmati setiap lenguhannya…
Aku tak mampu melawan nafsunya dan entah darimana kenikmatan itu datang nafsuku pun menyelaraskan nafsunya. Sampai akhirnya keperawananku aku serahkan malam itu dengan semua kerelaan yang aku satukan dengan kepuasaan batiniahku.
Sejak saat itu kenikmatan itu selalu kami jadikan rutinitas dan menjadi kebutuhan yang harus kami penuhi setiap kesempatan yang kami buat bersama.
Dua tahun aku jalani ini semua dan aku sudah merupakan bagian hidupnya dan mas Januarpun sudah menjadi bagian dari hidupku.
Suatu malam setelah selesai kami bercinta, mas Januar mengatakan akan pulang ke daerahnya karena telah selesai masa perkuliahannya. Lalu akupun bertanya padanya..Bagaimanakah denganku…dia berjanji selepas dia pulang dan menyelesaikan semua administrasi di kantornya bahwa dia sudah menyelesaikan semua pendidikannya dia akan datang kembali padaku. Aku sangat yakin dan percaya akan semua janjinya karena aku sudah sangat mengenalnya selama dua tahun ini.
Aku menunggu tiga tahun lamanya tapi tak ada kabar berita darinya, aku tulis surat padanya tapi selalu kembali karena alamatnya tidak jelas.
Dan saat inipun aku masih menunggu mas Januar selalu dan tak akan pernah beranjak dari tempat tidur kami yang dulu pernah ku serahkan keperawananku padanya.
Aku menunggu dihening malam…kadang aku mengerang sendiri menikmati malam-malam dan saat-saat kami memadu cinta..
Aku selalu berharap dia datang padaku untuk menepati janjinya…
Dan kadang akupun menangis di kasur kami, karena ditempat ini pula aku mengakhiri hidupku yang terus menunggu mas Januar dan tak pernah kembali…
Aku menangis karena aku tak pernah bisa kembali pada pada jasadku, aku menangis karena rohku cintaku tak pernah bisa menggapaimu.
Aku menjadi penghuni kamar cinta yang terabaikan…
© 2008 - 2

SI KABAYAN JEUNG LAUK PECAK


Si Kabayan unggal poe gawe na ngan ngajedog wae di imah, tara hayang gawe. Si Ambu kareuseul ningali polah si Kabayan unggal poe. Isuk-isuk bari jeung dibabaturan cai kopi panas tapi euweuh dengeunna.
Si Ambu hayang ambek nempo si Kabayan jiga kitu wae unggal poe.
Isuk-isuk….
“Kabayan…maneh euweuh gawe pisan unggal poe teh…kaditu ka leuwi neangan  lauk jeung dahar urang ayeuna, sanajan lauk pecak geh teu nanaon…”
“Heu-euh, ambu sakeudap ku Kabayan digawean…” tembal si Kabayan bari poporoseh neangan jaring pikeun  ngala lauk di leuwi…
Si Kabayan kapaksa ka leuwi neangan lauk da dititah ku si ambu, mun teu diturutkeun jigana moal dibere dahar ku si ambu…
Neupi ka leuwi si Kabayan geus nyebarkeun jala susuganan aya lauk anu ka jaring ku manehna..
Nasib si Kabayan isuk ieu hade pisan, jala laukna loba meunang lauk nu ka jaring, si Kabayan cicingkaan bari jeung luwa-lewe…
“Tah ambu tingali si Kabayan mah hebaaat, nembean geh tos kenging lauk mani seueur pisan…” bari jeung narik jalana…
Si Kabayan mariksaan lauk hiji-hiji….
“Hadeuh ambu sial pisan da teu aya nu pecak ieu lauk teh…” bari ngaluarkeun lauk tina jala manehannana..
Si Kabayan masih panasaran, dialungkeun deui jala laukna susugannan ayeuna mah aya lauk pecak asup dina jala si Kabayan….
Jala si Kabayan ditarik mani pabeton pisan da lauk dina jalana seueur pisan. si Kabayan masi panasaran, laukna dipilihan hiji-hiji…
“Ampun ambu da teu aya hiji-hiji acan ieu lauk pecak teh…” bari teuteup ngajaring deui…
Kitu jeung kitu bae polah si Kabayan, neupi beurang can hiji-hiji acan lauk nu jeung dibawa ka imah…
Si Kabayan geus nyeurah…
Balik ka imah bari jeung bobolokot ku leutak…
Ti jauh keneh si ambu geus ningali rupa si Kabayan jigana mah loba mawa lauk, katingali ti awakna nu pinuh ku leutak bari jeung awak baseuh kabeh…
“Kabayan, kumaha meunang lauk na?” si Ambu bari jeungmusam-mesem bakat ku bungah…
“Hadeuuuuhhh, ambuuu…lauk mah seueur pisantapi da eta teu aya peuseunanan si ambu…”
“maksud maneh naon kabayan?” si ambu rada bingng…
“Nya eta ambu tadi keur isuk si ambu pesen nitah Kabayan neangan lauk pecak ka leuwi, lauk mah kenging seueur tapi da teu aya nu pecak ambu….”
“Teurus laukna dikamanakeun ku maneh Kabayan ari euweuh nu pecak mah?” si ambu bari neangan lauk dina wadah nu dibawa si Kabayan…
“Muhun ambu ku Kabayan laukna di balangkeun deui ka leuwi, ambu kan pesenna milarian nu pecak…”
“Dasar maneh Kabayan ontohod pisan, barokokok maneh teh, balegug pisan..eta aing teh nitah maneh neangan lauk pecak teh ngan paribahasa wungkul, moal dibere dahar sia ku ngaing poe ieu mah…” Si ambu bari nutupkeun lawang panto bakat ku bendu ka si Kabayan.

“TANGISKU HANYA MILIK ALLAH”

Kisah Seorang Sahabat : “Tangisku Hanya Milik Allah”


    “TANGISKU HANYA MILIK ALLAH”

    Kisah hidupku tak seindah senyum manisku. Semua mengatakan bahwa aku wanita yang paling bahagia. Tak pernah ku tolak itu semua karena memang aku bahagia. Bahagiakah aku? Entahlah aku pun sulit untuk menjawabnya. Tapi betul aku tidak pernah terlihat sedih, aku selalu tersenyum. Tap pernah ku perlihatkan bahwa aku memiliki segudang masalah dalam hidupku.
    Awal pernikahan kami, aku dan calon suamku berkomitmen bahwa saat mengarungi bahtera pernikahan kami dan salah satu dari kami mencintai WIL ataupun PIL, maka kami harus berterus terang, jujur dan tentunya sepakat untuk berpisah. Walau pada saat itu calon suamiku mengatakan bahwa tak ada yang bisa menggantikan posisiku dihatinya. Tapi aku mohon bahwa kejujuran itu indah walaupun menyakitkan.
    Akhirnya kami menikah dengan restu kedua belah pihak. Pernikahan kami, kami lalui dengan rasa syukur akhirnya cinta kami berakhir di pelaminan. Pada saat pesta pernikahanku ada kejanggalan yang ku rasakan pada suamiku, saat ada seorang wanita yang memberi ucapan selamat pada dia, ku lihat dia seperti menyembunyikan sesuatu (perasaan kewanitaanku mengatakan) tapi ku coba menepis itu semua.
    Tibalah saatnya aku harus bertemu dengan keluarga besar keluarga dari suamiku, setelah satu minggu pernikahan kami. Aku sangat bahagia menjadi bagian dari keluarga besar suamiku. Kebiasan pada umumnya di masyarakat kami pada hari itu disebut dengan “Ngunduh mantu”. Semua persiapan sudah dilakukan untuk acara ngunduh mantu mulai dari kue-kue tradisional, makanan-makanan untuk para tamu sampai dengan ranjang pengantin kami semua sudah dipersiapkan. Sebagai layaknya para wanita yang lain aku pun dengan gesitnya ikut membantu persiapan untuk acara “Ngunduh Mantu” tersebut. Sambil aku membantu semua persiapan, aku heran ada wanita yang sama saat pernikahan ku datang pula di acara “Ngunduh Mantu” itu, saat dia datangpun sudah disambut dengan amat suka citanya oleh mertua perempuanku beserta keluarga besarnya. Aku menanyakan tentang keberadaan dia dan mertuaku menjelaskan bahwa dia adalah keluarga suami ku juga karena aku yang pandai menghapal setiap susunan keluarganya lalu aku menayakan keluarga dari pihak manakah dia. Mertuaku menjawab dengan agak terbata, tapi aku kembali menepis setiap prasangka yang ada dalam fikiranku.
    Persiapan ngunduh mantu itu diwarnai dengan canda tawa kami, begitu pula dengan suamiku dan perempuan itu, mereka becanda berdua seakan mereka sepasang kekasih. Kecurigaanku semakin ku tekan sampai…
    Subhanallah..aku menemukan suamiku sedang berpelukan dengan perempuan itu di ranjang pengantin kami, aku terkejut tapi ku tekan perasaan ku karena saat itu adalah awal dari perkenalan dengan keluarga besarnya. Aku kecewa tapi aku tidak menangis aku tetap tersenyum bahwa suamiku tetap milikku.
    Larut telah tiba, saat perempuan itu akan pulang yang rumahnya sedikit jauh dari rumah mertuaku, mertuaku meminta suamiku untuk mengantarnya pulang tapi karena aku masih baru sebagai anggota keluarga tersebut, aku tidak protes. Ku biarkan walau sakit rasanya.
    Sampai beberapa hari ke depan perempuan itu masih selalu berada di rumah mertuaku, entah pagi, kadang sore atau kadang malam. Kecurigaanku semakin mendekati titik kebenaran sampai akhirnya ku temukan kembali suamuku sedang berdua dengan dia. Aku tetap diam tapi ku layangkan protes pada mertuaku. Aku katakan pada mertuaku bahwa aku tidak suka ada perempuan itu di rumah ini walau aku tahu ini bukan rumahku tapi aku berhak untuk meminta perempuan itu tidak ada disini karena setelah aku desak mertuaku, dia bercerita bahwa perempuan itu adalah mantan tunangan dari suamiku. Tidak ada kejelasan yang pasti mengapa mereka tidak jadi menikah malah menikah denganku. Tapi yang pasti mereka sudah menganggap bahwa perempuan itu adalah anaknya juga. Lalu ku pertanyakan apakah selama ini aku tidak dianggap anak oleh mereka yang sudah menikah dengan anaknya? Aku katakan pada mertuaku bahwa aku sudah menikah dengan anaknya dan saat ini aku adalah istri dari anak mereka dan aku berkewajiban untuk mempertahankan rumah tanggaku dari gangguan-gangguan yang tak menyenangkan. Dan tak akan ku pertahankan dia (suamiku bila kami masih belum menikah). Akhirnya mertua dan suamiku menerima semua kata-kataku.
    Setahun setelah pernikahan kami akhirnya aku melahirkan bayi yang cantik dari pernikahan kami, kami lalui tanpa ada rintangan yang berarti. Masa-masa tahun keempat dalam pernikahan kami kembali aku diguncang dengan prahara lain. Suamiku kembali dekat dengan seorang perempuan teman kuliah kami dulu. Padahal waktu itu aku sedang hamil sembilan bulan. Aku menemukan suamiku sedang berpelukan dengan teman kami itu, walau dia mengelak bahwa tidak ada hubungan apa-apa tapi gelagat mereka berbeda, dia mulai jarang pulang dan selalu ke rumah teman kami dengan alasan bahwa dia butuh pertolongan, padahal aku pada saat itu sedang hamil besar dan butuh kasih-sayang, perlindungan dan bantuan dari dia, bukan perempuan itu.
    Aku meminta suamiku untuk kembali padaku dan akhirnya dia pun berjanji untuk kembali pada ku dan saat itu dia berjanji atas nama Allah, Rasul diatas al-quran bahwa sampai kapanpun tidak akan mengkhianatiku dan bila dia sampai mengkhianatiku dia berani termakan oleh sumpahnya.
    Akhirnya aku melahirkan seorang bayi laki-laki yang lucu.kamipun tetap menjalani rutinitas kehidupan kami sampai akhirnya suamiku diterima menjadi PNS disuatu tempat yang agak terpencil, aku diminta untuk mengikuti dia tapi karena aku terbiasa hidup di kota rasanya aku sulit untuk mengikutinya. Aku menunggu waktu satu tahun untuk bisa ikut dengan suamiku. Kejanggalan sering terjadi, dia bercerita saat di daerah tidur di rumah temannya. Tapi suatu saat anak kami sakit dan tentunya aku harus memberi kabar suamiku. Tapi alangkah kecewanya aku ternyata suamiku tidak pernah ada di rumah temannya, malah menurut dia beberapa hari ini tidak masuk.
    Sungguh aku kecewa dan sedih tapi ku biarkan air mataku menjadi milikku sendiri. Sampai dia datang kemudian aku tanyakan dia menginap dimana dia katakan dia menginap di rumah teman. Apakah aku marah pada saat itu? Tidak aku hanya bilang Oh.
    Akhirnya karena banyaknya laporan tak indah ditelingaku, aku mengikuti jejak suamiku untuk hijrah ke daerah. Di sini aku bahagia karena dekat terus dengan suami dan anak-anakku dan aku berharap suamiku bisa menyadari akan kesalahannya.
    Aku diperkenalkan dengan teman-teman rekan kerjanya, aku senang ada teman baru di tempat ini. Tapi kembali naluri kewanitaanku berontak, dia dekat salah satu orang rekan kerjanya, terlihat akrab yang sangat berbeda tapi kembali ku usir perasaan itu.
    Hari berganti, keganjilan itu semakin terlihat dan nyata. Aku banyak menemukan foto-foto “HOT” mereka tapi apakah aku menangis? Tidak, aku hanya ambil foto itu dan ku bakar. Dia tidak pernah merasa kehilangan sesuatu dihadapanku walau dia seringkali ku lihat mencari-cari sesuatu. Sampai akhirnya akupun menemukan surat cintanya, apakah aku menangis? Tidak, kertas itu aku ambil dan ku simpan untuk mengumpulkan bukti-bukti perselingkuhannya.
    Sampai akhirnya suatu pagi aku kedatangan perempuan itu dan dia menceritakan semua hubungannya dengan suamiku. Tentang perjalanan perselingkuhan mereka dengan detil dia ceritakan. Apakah aku menangis saat itu? Tidak, aku hanya katakan pada perempuan itu bahwa aku akan tanyakan tentang kebenaran berita yang dia bawa, perempuan itu mengatakan bahwa dia akan menikah dengan suamiku karena suamiku harus bertanggung jawab terhadap apa yang sudah mereka lakukan bersama. Apakah aku menangis pada saat itu? Tidak, aku tidak menangis.
    Aku datangi rumah perempuan itu dan aku membawa anak-anakku yang masih kecil. Aku katakan pada orang tuanya bahwa aku istri dari calon suami anaknya dan aku meminta mereka untuk mengagalkan rencana pernikahan suamiku dengan anaknya. Dan apakah aku menangis saat meminta suamiku pada orang tuany calon sitri suamiku? Tidak, aku tidak menangis.Aku bersyukur suamiku tidak jadi menikah dengan dia dan dia kembali bersumpah atas nama Allah, rasul dan Al-Quran bahwa dia tidak akan mengkhianatiku sampai kapanpun, tidak akan jalan bersama lagi dengan perempuan itu kalau sampai terjadi truk tronton berisi batu besar akan menimpaku. Aku tidak pernah meminta dia untuk bersumpah tapi dia melakukannya atas kehendak dirinya. Apakah aku percaya dengan kata-katanya? Ya, aku sangat-sangat percaya.
    Tahun berganti, akhirnya perempuan itu menikah dan aku bersyukur dengan begitu tak ada lagi yang menggangguku. Aku kembali akrab dengan perempuan itu dan perempuan itu sudah mulai kembali bermain di rumahku. Aku anggap dia adikku karena lebih muda dariku. Tapi isu diluaran terus berkembang bahwa banyak orang yang sering melihat suamiku dengan dia, tapi aku tidak percaya karena dia sudah bersuami, mana mungkin dia “jalan” kembali dengan suamiku. Isu itu semakin nyata dan menyakitkan, sampai aku temukan suamiku sedang berciuman di kantornya dan aku melihat langsung perbuatannya bukan kata orang lain yang selama ini santer terdengar tentang perselingkuhan suamiku. Apakah pada saat itu aku marah? Apakah pada saat itu aku menjerit? Apakah pada saat itu aku mengamuk? Apakah pada saat itu aku menangis? TIDAK, aku TIDAK melakukan apapun dan aku tidak menangis. Aku hanya pergi begitu saja…..
    Sudah cukup semua pengkhianatan suamiku dan aku sudah tidak perduli lagi dengan semuanya, aku hanya menyusun langkah-langkah hidupku dan anak-anakku, bila dia kembali ke rumah aku bersyukur bahwa dia masih mengingat kami. Bila dia tidak kembali ke rumah tidak menjadikan beban untukku. Anak-anakku semakin besar, mereka tahu mana yang benar dan mana yang salah, sampai akhirnya anakku mengetahui dengan detil semua perselingkuhan ayahnya. Anakku menuntut aku untuk menyelesaikannya karena dia tidak mau jadi bahan hinaan teman-temannya atas perbuatan ayahnya.
    Akhirnya ku bongkar semua pengkhianatan suamiku selama ini padaku tapi apa yang ku dapat? Aku diseret seperti anjing, rambutku dijambak dan kepalaku dia bentur-benturkan diatas aspal, ditengah jalan aku diseret persis seperti anjing beludak, kepalaku berdarah, pipiku lebab oleh pukulan dan tendangannya, bibirku pecah dan tak ada satupun yang menolong aku, semua rumah menutup pintu karena ancaman suamiku..”Siapa saja yang berani menolong perempuan sundal ini akan aku bunuh”. Apakah ada yang menolong aku? Tidak, sampai akhirnya ku kumpulkan seluruh kekuatanku untuk bisa lepas dari genggamannya dan aku lari ke dalam rumah seorang teman, ku tutup rapat pintu rumahnya dan aku memohon mereka untuk menolong aku. Aku memelas pada mereka selamatkan aku agar aku bisa melihat anak-anakku.
    Tuhan menyentuh hati temanku dan dia berani menentang suamiku dengan mengatakan bahwa dia akan lapor polisi bila sampai merusak rumahnya. Aku diselamatkan oleh mereka dan setelah beberapa lama aku diminta untuk kembali oleh RT dan RW serta sesepuhan masyarakat itu, aku didamaikan dan suamiku berjanji untuk tidak melakukan perbuatannya kembali.
    Akhirnya aku kembali dengan suamiku masih dengan pengkhianatan yang sama, aku mulai harus bisa berontak aku harus mampu memperjuangkan hidupku.
    Apakah benar suamiku kembali padaku? Tidak, dia masih kembali dengan perempuan itu. Apakah aku menangis? Tidak.
    Dari semua yang aku ceritakan, Apakah orang lain pernah melihatku menangis? Tidak, aku selalu tersenyum dalam dukaku. Kemanakah air mataku? Air mataku hanya milik Allah semata, Aku bercerita semua pada Allah tentang kesedihanku, tentang deritaku, tentang penistaan terhadap diriku, tentang pengkhianatan pada diriku. Karena aku milik Allah semua ku kembalikan padanya.
    Aku tak peduli dengan kata-kata orang bahwa aku bodoh mau kembali pada suami yang sudah memperlakukan istrinya seperti binatang dan mengkhianatinya terus menerus.
    Dari semua yang ku ceritakan di atas, apakah aku menyalahkan suamiku? Tidak. Apakah aku yang salah? Bisa jadi..
    Dari semua kisah diatas, semoga menjadi pembelajaran untuk kita semua,
    Aku mencintai suamiku walau dia mengkhianatiku..
    Aku mencintai suamiku walau dia menyakitiku..
    Aku mencintai suamiku walau dia menghinaku..
    Aku mencintai suamiku walau dia menyiksaku..
    Aku mencintai suamiku walau dia membenciku..
    Haruskah aku menyesali semuanya? Tidak
    Haruskah aku meninggalkannya? Tidak
    Haruskah aku meratapi semua? Tidak
    Aku adalah milik Allah, biarkan Allah yang menentukan hidupku.
    Buat : Sahabat-sahabat..semoga yang mengalami seperti cerita
    diatas, jangan bersedih ada Allah didekatmu. Hikz…jadi
    nangis aku bacanya….
     


    Titin Sulistiawati