Aku mencintaimu seperti wanita lain merasakan mencintai pada orang yang dia cintai ini…
Tapi mengapa cintaku ini tak seperti wanita
lainnya? Bisa bersama dan saling memiliki…Apakah cinta tak selalu harus
memiliki, begitu juga dengan rasa cintaku padamu, hanya rasa saja tanpa
bisa untuk memilikimu.
Bukankah cinta adalah anugrah Tuhan pada umatnya? Mengapa rasa cintaku padamu menjadi ketidak harusan?
Aku terus mencari jawabannya….
Aku memang terlalu mengharapkan kamu untuk menjadi milikku sementara kamu mungkin tidak….
Aku adalah mahasiswa sebuah PTN ternama, aku kenal
“dia” sebut saja Mas Januar pada semester empat, mas januar adalah
mahasiswa S2 di PTN yang sama. Aku mengenal dia sosok yang baik, ramah
dan penyayang.
Seperti para wanita lainnya akupun tersanjung bila
ada laki-laki yang begitu banyak memberi perhatian khusus. Mas Januar
adalah sosok yang sangat ideal menurutku dia membantuku dalam setiap
waktu dan kesempatan yang aku butuhkan.
Sampai suatu malam, mas januar menganjakku untuk
datang ke tempat kostnya karena mas Januar adalah mahasiswa yang dikirim
daerahnya untuk mewakili tugas belajar di PTN tersebut jadi mas Januar
sementara kost dekat kampus kami.
Awalnya kami hanya menyelesaikan beberapa tugas
perkuliahan sampai larut malam, saat aku pamit pulang mas Januar mulai
mendekapku dan entah kekuatan dari mana akupun membalas dekapannya,
ketika dia mulai meremas bagian sensitifku entah keahlian darimana yang
aku dapatkan akupun mulai membalas remasannya dan menikmati setiap
lenguhannya…
Aku tak mampu melawan nafsunya dan entah darimana
kenikmatan itu datang nafsuku pun menyelaraskan nafsunya. Sampai
akhirnya keperawananku aku serahkan malam itu dengan semua kerelaan yang
aku satukan dengan kepuasaan batiniahku.
Sejak saat itu kenikmatan itu selalu kami jadikan
rutinitas dan menjadi kebutuhan yang harus kami penuhi setiap kesempatan
yang kami buat bersama.
Dua tahun aku jalani ini semua dan aku sudah merupakan bagian hidupnya dan mas Januarpun sudah menjadi bagian dari hidupku.
Suatu malam setelah selesai kami bercinta, mas
Januar mengatakan akan pulang ke daerahnya karena telah selesai masa
perkuliahannya. Lalu akupun bertanya padanya..Bagaimanakah denganku…dia
berjanji selepas dia pulang dan menyelesaikan semua administrasi di
kantornya bahwa dia sudah menyelesaikan semua pendidikannya dia akan
datang kembali padaku. Aku sangat yakin dan percaya akan semua janjinya
karena aku sudah sangat mengenalnya selama dua tahun ini.
Aku menunggu tiga tahun lamanya tapi tak ada kabar
berita darinya, aku tulis surat padanya tapi selalu kembali karena
alamatnya tidak jelas.
Dan saat inipun aku masih menunggu mas Januar
selalu dan tak akan pernah beranjak dari tempat tidur kami yang dulu
pernah ku serahkan keperawananku padanya.
Aku menunggu dihening malam…kadang aku mengerang sendiri menikmati malam-malam dan saat-saat kami memadu cinta..
Aku selalu berharap dia datang padaku untuk menepati janjinya…
Dan kadang akupun menangis di kasur kami, karena
ditempat ini pula aku mengakhiri hidupku yang terus menunggu mas Januar
dan tak pernah kembali…
Aku menangis karena aku tak pernah bisa kembali
pada pada jasadku, aku menangis karena rohku cintaku tak pernah bisa
menggapaimu.
Aku menjadi penghuni kamar cinta yang terabaikan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar