Pagi
itu si Acil berjalan menyusuri rel kereta api, menuju stasiun
Parungpanjang dengan baju Angry birdnya
yang sudah lusuh. Si Acil berharap hari ini mendapatkan sedikit uang untuk
membeli sekotak susu seharga Rp 2.500,-, seperti doa emaknya tadi malam.
Perbincangan
Malam tadi :
Acil : “emak…rasanya susu itu seperti apa ya?”
(SI Acil sambil menunjuk bekas susu kotak
ditangannya).
Emak : “rasanya manis, gurih, lezat dan enak,
Acil…” (Emak Acil sambil membereskan
tumpukan kardus dan
sampah-sampah hasil memulungnya tadi sore).
Acil : “Oh..enak ya, mak…Acil pengen susu ini,
mak..” (sambil memperlihatkan bekas susu
kotak digenggamannya).
Emak : “Insyallah Cil..kalau besok hasil menjual
kardus dan lainnya laku terjual lebih seperti
biasanya emak pasti belikan…”
(dalam hati emak Acil menangis sampai usia 6 tahun
Acil belum merasakan nikmatnya
susu yang seharusnya menjadi konsumsi Acil untuk
pertumbuhan dan perkembangan
tubuh dan otaknya. Tapi emak Acil tidak mungkin
untuk membelikannya karena
hasil penjualan dari memulungnya hanya bisa untuk
membeli beras 1 liter dan ikan
asin sebagai lauknya).
Acil : “emak..boleh ngga Acil besok nyari
botol-botol bekas di Stasiun Parungpanjang terus
kalau sudah banyak bisa Acil
jual, uangnya buat Acil beli susu, boleh ya mak…” (rengek
Acil pada emaknya).
Emak : “boleh Acil..tapi pesan emak, jangan pernah
mengemis ya nak…karena kita Allah tidak
suka pada orang-orang yang
hanya bisa meminta-minta tanpa bekerja keras…emak
doakan Acil besok dapat uang
untuk beli susu” (pesan dan doa emak pada Acil).
Acil : “Iya, mak..Acil selalu ingat pesan
emak…” (dengan hati senang Acil tertidur dan
membayangkan besok Allah beri
rizki untuk membeli susu).
Sesampainya
di Stasiun Parungpanjang Acil langsung
memunguti botol-botol dan gelas bekas minuman yang berserakan dengan penuh
semangat dan dia bertekad hari ini bisa membeli sekotak susu yang sudah lama
dia idam-idamkan.
Disebuah
peron ada seorang ibu dan anaknya sedang menunggu kereta api yang akan membawa
mereka ke arah stasiun Tanah Abang. Terlihat sekali tubuh yang gempal dari si
anak, pertanda asupan gizinya cukup baik. Sekotak susu yang idamkan Acil ada
dalam genggamannya, si Acil hanya menelan ludahnya membayangkan rasa susu kotak
itu.
Saat
si Acil sedang membayangkan rasa susu dalam khayalannya tiba-tiba si ibu dan
anaknya langsung lari menuju kereta yang sudah tiba di Stasiun Parungpanjang
karena terburu-buru belanjaan si ibu tertinggal dibangku peron.
Melihat kantong belanjaan si ibu tertinggal si Acil
dengan sigapnya langsung membawa kantong belanjaan si ibu dan menyerahkannya.
Dan sebagai rasa terima kasih si Acil pun diberi uang Rp 5.000,-, tak terhingga
rasa bahagia Acil. Tak henti-hentinya dia mengucapkan rasa terima kasih pada si
ibu.
Si
Acil bahagia sekali dan uang Rp 5.000,- hasil pemberian si ibu dia langsung belikan
sekotak susu yang sangat dia idamkan , si Acil tidak membeli satu tapi dua susu
kotak. Dia ingin berbagi dengan emaknya dia ingin emaknya pun merasakan enaknya
susu yang emak ceritakan padanya.
Dia
genggam erat susu kotak dikedua tangannya, dan dia akan menceritakan semuanya
pada emak bahwa hari ini dia benar-benar bahagia karena dia dapat merasakan
nikmatnya susu.
Sungguh
tak terduga karena bahagianya Acil tidak melihat kanan-kiri saat dia
menyebrang, tiba-tiba sebuah truk tronton dengan muatan penuh batu melindasnya
dengan sekejap dan tubuh mungil dengan masih menggenggam dua kotak susu pun
terlindas..tak bergutik…masih dengan susu dalam genggamannya….
Si
Acil kecil tewas seketika…dan dia tak pernah merasakan nikmatnya susu kotak
dalam genggamannya….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar