Semoga ini
pembelajaran buat saya pribadi, bahwa masih ada sebagian dari rekan-rekan guru
yang PNS masih menganggap kecil keberadaan seorang guru Non PNS diantara
mereka. Diantara perjalanan saya yang guru Non PNS memang tak mudah untuk
mendapat “pengakuan” sebagai guru diantara sahabat-sahabat yang PNS. Tetapi bukan
sebuah “penyesalan” untuk saya yang
sampai saat ini belum ada dari “pemerintah’ yang melirik saya untuk menjadikan
saya sebagi guru PNS.
Beberapa saat
lalu, ada yang pernah “mencemooh” dengan kata-kata bahwa saya belum diangkat
menjadi guru PNS karena “bodoh” dan saya diminta untuk koreksi diri karena
menurut “beliau” yang diangkat PNS adalah orang-orang “pilihan” karena “kemampuannya”
sehingga pemerintah memilih “mereka” menjadi PNS.
Sungguh kata-kata
yang menohok dan saya sedikit berargumen dengan “emosi” saya bahwa : “Apakah
argumen anda berdasarkan penilaian melalui hasil penelitian bahwa guru-guru PNS
itu benar-benar orang-orang pintar sehingga anda meng-analogikan bahwa guru
yang Non PNS adalah guru-guru yang “bodoh” karena tidak diterima saat
penyaringan untuk penerimaan CPNS?
Kebodohan adalah
milik siapapun dia (PNS atau Non PNS) yang tidak berusaha untuk berubah dan
berbenah diri terhadap kemajuan bangsa. Apakah seorang PNS pintar, ketika dia
datang ke sekolah lalu membiarkan siswanya begitu saja dan berkata “saya sudah
menunaikan tugas”.
Mari kita
tinjau ulang berdasarkan pendapat saya ; Saya yakin banyak guru-guru yang telah
diterima menjadi PNS adalah orang-orang yang pintar dalam keilmuannya tetapi
tentunya kita tidak bisa menutup kemungkinan ada beberapa guru PNS yang “kurang
pintar” dalam keilmuannya. Jadi saya menyimpulkan bahwa ada guru PNS yang pintar
dan ada juga yang kurang pintar.
Kepintaran bukan satu-satunya tolak ukur
seseorang menjadi seorang guru tetapi kemampua dia untuk mengembangkan diri
dalam karirnya yaitu mengembangkan kecerdasan dalam olah fikir, olah tindak,
olah ide, dan olah hati sehingga menjadi guru yang bermartabat dan profesional.
Saya memang
tak
pintar untuk menanggapi kata-kata semacam itu, karena buat saya orang
yang tak
berfikir bila menganggap saya yang hanya guru Non PNS dan sampai usia
42 tahun belum diangkat menjadi guru PNS adalah bodoh.
Ya..saya
hanya guru Non PNS, tapi lihatlah berapa guru Non PNS bersama dengan saya
membangun pendidikan khusus untuk melayani anak-anak khusus yang berada disuatu
daerah yang masih asing terdengar ditelinga orang-orang. Lihatlah berapa puluh
siswa yang kami layani dengan baik di SLB Ayahbunda?
Kami memang
tidak menyandang gelar PNS tapi kami bangga dan tetap melayani anak-anak khusus
di daerah kami. Saya belajar untuk membesarkan hati bahwa tak perlu menjadi PNS
yang pintar untuk berjuang memberikan pelayanan pada anak-anak khusus karena
dengan gelar Non PNS pun kiprah kami setara dengan guru PNS yang setia menunggu
gaji dan tunjangan yang besar setiap bulannya.
Jadi,
marilah kita bersama “mencerdaskan” anak bangsa dan hilangkan asumsi bahwa saya
PNS dan saya pintar sedangkan kamu Non PNS jadi kamu tidak pintar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar