Foto Pernikahan Kami
Perjalanan
cinta yang berbuah manis, itu yang dapat kurangkai sedikit dari cerita cintaku.
Pada
tanggal 6 juni 1992, saat itu saya dan beberapa teman dari berbagai Fakultas
yang ada di IKIP Jakarta yang saat ini berganti nama dengan UNJ (Universitas
Negeri Jakarta), bertemu dalam satu kegiatan Pelatihan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) berbagai materi kami terima dengan antusias dan tentunya
sebagai mahasiswa yang “haus” akan ilmu dengan materi yang berbeda
diperkuliahan semakin membuat saya rajin mengikuti setiap materi yang diberikan
oleh PMI (Palang Merah Indonesia).
Saya mulai
mengenal banyak mahasiswa lainnya dari fakultas lain, tentunya kegiatan
tersebut menambah pula pertemanan (saat itu belum ada facebook, xixixi...).
Saya mengenal salah satu dari Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan
(FPOK), dia adalah Dedi Rahmat Hidayat.
Saat
mengenal pertama Dedi Rahmat Hidayat, tidak ada kesan cinta apalagi saat itu
saya masih memiliki seorang kekasih yang jauh lebih ganteng, hehehe....
Waktu terus
berjalan, pertemanan kami masih pertemanan biasa. Tapi ternyata dari awal dia
mengenal saya Dedi Rahmat Hidayat yang biasa dipanggil “DOMO” sudah memiliki “rasa”
yang berbeda (menurut cerita Domo pada saya dikemudian hari).
Dia sangat
berkesan pada saya karena setiap kali diskusi dan materi tanya jawab dalam
pelatihan sering kali pertanyaan-pertanyaan maupun bahasan saya jauh melebihi
hal yang kadang tak terpikirkan oleh orang lain (masih menurut Domo) dan
sayapun menurut Domo orang yang sangat peduli terhadap orang lain, contoh kecil
saat saya makan di kantin bareng temen-temen kuliah, menurut Domo saya selalu
menawarkan makanan saya pada dia (padahal sih basa-basi kaleee, hehehehe).
Nyaris
setahun kami berteman dan Domo yang sudah menaruh hati pada saya mengetahui
dengan jelas bahwa pada saat itu saya sedang sendiri (alias jomblo dan ternyata
dia punya mata-mata untuk memantau semua kondisi saya, paraaah....tapi seneng
juga siiih).
Mulai pada
saat itu kuantitas pertemuan kami sudah mulai semakin sering dan dengan situasi
berbeda pula. Perhatian-perhatian banyak tertuju pada saya (wooow, senengnya
emang lagi jomblo kebayangkan kalau ada yang merhatiin, xixixi).
Akhirnya
pada tanggal 28 Oktober 1993 Domo menyatakan bahwa dia mencintai dan beharap
dapat memberikan kasih sayang pada saya, begini cara Domo menyatakan cinta pada
saya :
Domo : “Tia, kitakan sudah mengenal cukup lain dan
dari ke hari saya semakin menyayangi Tia, saya mencintai Tia...andai Tia juga
sma mau ngga jadi pacar saya?
Jawab saya
: “Maaf....sudah ada orang lain yang mengisi hati saya...”.
Terlihat
wajah kecewanya, lalu dia bertanya :
Domo : “hmmmm...kalau saya boleh tahu siapakah
laki-laki yang beruntung mendapatkan hatimu...”. Dia tertunduk memendam
kekecewaannya.
Jawab saya
: “Kamu....”
Domo
terlihat bahagia, tetapi saya menambahkan bahwa saya tidak mencari laki-laki
untuk menjadi kekasih saya tetapi saya mencari laki-laki yang memang
menginginkan saya untuk menjadikan saya seorang istri.
Dan tanpa
ragu dia mengatakan hal yang sama bahwa sejak awal Domo bertemu dengan saya dia
sangat yakin dan harus menjadikan saya sebagai istrinya kelak.
Dan dialah
Domo atau Dedi Rahmat Hidayat yang menjadikan saya sebagai istrinya pada 4
September 1994.
Domo adalah
laki-laki pilihan saya, dia mencintai saya dengan sederhana. Dan dia menyadari
untuk mendapatkan saya banyak kandidat yang harus terluka karena akhirnya saya
memilih Domo.
Walau
pilihan saya awalnya banyak yang berfikir saya “bodoh” memilih dia sebagai
pendamping hidup saya (karena kesederhanaan dia dalam mencintai saya jauh
dibandingkan dengan mantan kekasih saya terdahulu).
Domo paham,
laki-laki yang menginginkan saya untuk menjadikan saya sebagai istri bukan
laki-laki biasa. Sebut saja salah satunya seorang pengusaha dari negeri
tetangga, dia hanya berbeda satu hari saat melamar saya untuk menjadikannya
seorang istri.
Tapi saya
lebih memilih Dedi Rahmat Hidayat karena dia laki-laki luar biasa buat saya.
Dia menerima saya dengan semua kekurangan yang saya miliki, dia merawat saya
saat sakit asma akut mendera saya dan saya tidak menemukan hal itu pada
laki-laki lain.
Dia
menerima semua kekurangan yang saya miliki, asma adalah salah satu penyakit
yang saya miliki dan dengan kasih sayangnya dia merawat saya saat asma
menyerang saya, saya bahagia memiliki dia dengan kesabarannya akhirnya asma
yang saya derita sejak kecil saat ini sudah menjadi bagian dari masa lalu saya.
Domo tahu
apa yang menjadi pemicu asma saya dan dia berusaha terus agar saya dapat
menghadapi pemicu asma saya sehingga akhirnya saya mampu untuk bertahan dari serangan
asma yang kadang membuat dia menangis bila saya harus memakai oksigen untuk
membantu pernapasan saya.
Kami
menikah pada 4 September 1994 dan saat
ini kami sudah memiliki 3 orang putra dan putri. Anak pertama kami lahir yang
kami beri nama Adinda Fauziah Juliana (nama tersebut terinspirasi dari lagu
Bimbo yang berjudul Adinda) lahir pada 1 juli 1995 dan saat ini menjadi
mahasiswa di UI. Anak kedua kami Fauzan Lazuardi (terinspirasi dari nama dosen
Anatomi waktu kuliah bernama dr. Lazuardi) lahir pada 17 Pebruari 2000 saat ini
kelas 8 SMP. Anak ketiga kami Citra Fauza Ditheea ( Citra terinspirasi dari
lagu Bimbo berjudul Citra dan Ditheea dari penggalan Dedi-Theea nama panggilan
saya) lahir pada 30 Juni 2009 saat ini TK/A.
Perjalanan
pernikahan yang kami lewati selama 19 tahun ini bukan tidak ada hambatan tetapi
buat kami hambatan adalah pelangi indah yang mewarnai kehidupan rumah tangga
kami.
Sedih, duka
dan bahagia kami lewati bersama. Kadang kami kesal dan marah tetapi kami senantiasa
mengkomunikasikan kesal dan marah kami dengan komunikasi yang “sehat”.
Cinta yang kami
rasakan semakin sulit untuk terpisahkan, semakin hari semakin mencinta. Sulit
sekali kami untuk terpisah, selalu ingin bersama diberbagai kesempatan tetapi
karena tugas kami berbeda jadi sering kali kebersamaan kami mengalami hambatan
tapi demi tugas yang kami emban masing-masing, komunikasi tetap kami jalin.
Saya
bahagia dan bangga memiliki suami yang selalu ada untuk saya saat suka duka.
Terima
kasih buat suamiku tercinta dan tersayang karenamulah aku tetap bertahan dan
karena kamulah aku menjadi wanita paling bahagia dan paling terhormat karena
kamu senantiasa menghormatiku.
Selamat
Ulang tahun pernikahan kita, semoga Allah senantiasa menjadikan kita keluarga
sakinah, mawwadah dan warrahmah, Amiiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar