Translate

Senin, 08 April 2013

Sindrom Asperger



Apa Itu Sindrom Asperger?
Sindrom Asperger juga disebut gangguan Asperger, adalah jenis gangguan perkembangan pervasif (PDD). PDD adalah sekelompok kondisi tertundanya dalam perkembangan keterampilan dasar, terutama kemampuan untuk bersosialisasi dengan orang lain, berkomunikasi, dan menggunakan imajinasi.

Meskipun sindrom asperger mirip dalam beberapa cara seperti autisme atau  lebih parah dari PDD - ada beberapa perbedaan penting. Anak-anak dengan sindrom asperger biasanya kemampuannya berfungsi lebih baik dibandingkan orang-orang dengan autisme. Selain itu, anak-anak dengan sindrom asperger biasanya memiliki kecerdasan normal dan perkembangan bahasa mendekati normal, meskipun mereka mungkin bermasalah dalam mengembangkan komunikasi ketika usia mereka bertambah.

Autisme dan Anak Anda

Setiap anak dengan gangguan spektrum autisme akan memiliki pola individualnya sendiri. Dalam autisme kadang-kadang, perkembangan anak tertunda sejak lahir. Anak-anak lain dengan autisme berkembang secara normal sebelum tiba-tiba kehilangan kemampuan sosial atau bahasa. Pada beberapa anak, hilangnya bahasa adalah penurunan nilai kemampuan tersebut. Pada anak lain, perilaku yang tidak biasa (seperti menghabiskan berjam-jam menyusun mainan) sangat mendominasi kegiatanya. Orang tua biasanya yang pertama  melihat sesuatu yang berbeda pada anak.

Dokter Austria, Hans Asperger, yang pertama kali menggambarkan gangguan Sindrom Asperger pada tahun 1944. Namun sindrom asperger tidak diakui sebagai gangguan yang unik sampai beberapa tahun kemudian.






Apakah Gejala Sindrom Asperger?

Gejala-gejala sindrom Asperger bervariasi dan dapat berkisar dari ringan sampai parah. Gejala umum termasuk:
Masalah dengan keterampilan sosial : Anak-anak dengan sindrom Asperger umumnya memiliki kesulitan berinteraksi dengan orang lain dan sering canggung dalam situasi sosial. Mereka umumnya tidak berteman dengan mudah. Mereka mengalami kesulitan memulai dan mempertahankan percakapan.

Eksentrik atau perilaku berulang-ulang : Anak-anak dengan kondisi perkembangan yang sangat berbeda dan sering melakukan gerakan yang berulang, seperti meremas-remas tangan atau jari memutar.

Keasyikan atau ritual yang tidak biasa : Seorang anak dengan sindrom Asperger dalam kesehariannya selalu mengikuti ritual yang sama dan ia menolak untuk mengubah kebiasannya tersebut, seperti berpakaian dengan urutan tertentu.

Kesulitan komunikasi : Orang dengan sindrom Asperger mungkin tidak ada kontak mata ketika berbicara dengan seseorang. Mereka mungkin memiliki kesulitan menggunakan ekspresi wajah dan gerak tubuh dan arti bahasa tubuh. Mereka juga cenderung memiliki masalah memahami bahasa dalam konteks tertentu.

Jangkauan sesuai kepentingan : Seorang anak dengan sindrom Asperger dapat mengembangkan kemampuan diri dan mengembangkan diri dalam beberapa bidang, seperti mengingat jadwal olahraga, cuaca, atau peta.

Masalah koordinasi : Tigkahlaku anak dengan sindrom Asperger mungkin tampak kikuk atau canggung.

Terampil atau berbakat : Banyak anak dengan sindrom Asperger adalah sangat berbakat atau terampil dalam bidang tertentu, seperti musik atau matematika.


Apa Penyebab Sindrom Asperger?

Penyebab pasti sindrom asperger tidak diketahui. Namun, fakta bahwa ia cenderung dalam keluarga menunjukkan bahwa kecenderungan gangguan tersebut dapat diwariskan (diturunkan dari orangtua ke anak).

Bagaimanakah Sindrom Asperger Itu?

Sindrom Asperger baru-baru ini telah diakui sebagai gangguan yang unik. Untuk alasan itu, jumlah yang tepat dari orang dengan gangguan tersebut belum diketahui dengan pasti, meskipun lebih umum daripada autisme. Perkiraan menunjukkan sindrom Asperger mempengaruhi dari 2 sampai 6 dari setiap 1.000 anak. Hal ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan, dan biasanya pertama kali didiagnosis pada anak-anak antara usia 2 dan 6 tahun.

Bagaimana Sindrom Asperger Didiagnosis?

Jika ada gejala, dokter akan memulai dengan melakukan evaluasi riwayat medis lengkap dan pemeriksaan fisik. Meskipun tidak ada tes untuk sindrom Asperger, dokter mungkin menggunakan berbagai tes - seperti sinar-X dan tes darah untuk menentukan apakah ada gangguan fisik sehinnga timblul gejala tersebut.

Jika tidak ada gangguan fisik ditemukan, anak dapat dirujuk ke spesialis pada gangguan perkembangan anak, seperti psikiater anak dan remaja atau psikolog, neurolog pediatrik, dokter anak, atau profesional kesehatan lain yang dilatih khusus untuk mendiagnosa dan mengobati sindrom Asperger . Dokter mendasarkan diagnosanya pada tingkat perkembangan anak, dan observasi melalui wawancara dan perilaku anak, termasuk bermain dan kemampuan anak untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dokter sering mencari masukan dari orang tua anak, guru, dan orang dewasa lainnya yang akrab dengan anak.


Bagaimana Sindrom Asperger Diobati?

Saat ini tidak ada obat untuk sindrom Asperger, tetapi pengobatan dapat meningkatkan fungsi dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan. Pengobatan dapat dipadukan dengan :

Pendidikan khusus : Pendidikan yang disusun untuk memenuhi kebutuhan unik pendidikan anak.

Modifikasi perilaku : Hal ini meliputi strategi untuk mendukung perilaku positif dan mengurangi perilaku bermasalah.


Terapi Wicara, fisik, atau okupasi terapi : terapi ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan fungsional anak.

Obat : Tidak ada obat untuk mengobati sindrom Asperger sendiri, tetapi obat dapat digunakan untuk mengobati gejala tertentu, seperti kecemasan, depresi, hiperaktif, dan perilaku obsesif-kompulsif.

Apa Pandangan Orang Tentang Anak Dengan Sindrom Asperger?

Anak-anak dengan sindrom asperger beresiko dengan kondisi lain, seperti depresi, ADHD, skizofrenia, dan gangguan obsesif-kompulsif. Tapi, ada berbagai pilihan pengobatan yang tersedia untuk kondisi ini.

Karena tingkat kecerdasan rata-rata atau sering lebih tinggi dari pada rata-rata, banyak orang dengan sindrom Asperger dapat berfungsi dengan baik. Mereka mungkin, terus memiliki masalah bersosialisasi dengan orang lain sampai dewasa.

Bisakah Sindrom Asperger Dicegah?

Sindrom Asperger tidak dapat dicegah atau disembuhkan. Namun, diagnosis dini dan dberi pengobatan dapat meningkatkan fungsi dan kualitas hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar