Kali ini
saya mencoba untuk menulis sebuah kenyataan yang secara kasat mata saya lihat.
Tetapi bisa jadi tulisan saya ini hanya sebuah “rasa” yang tersembunyi
dalam hati jadi bukan dari hasil penelitian secara ilmiah yang didukung dengan
teori-teori para ahli, tapi hanya sebuah perjalanan hidup yang dituangkan lewat
sebuah tulisan.
Keperdulian
pemerintah pada guru-guru PNS saat ini telah banyak memberikan dampak positif
terhadap peningkatan taraf hidup sebagian besar guru-guru PNS. Dari kenaikan
gaji setiap tahuan secara signifikan terus meningkat sekitar 7-10% dari gaji
pokok, berikut daftar gaji PNS pada tahun 2013 :
1. PNS Golongan IIIa dengan masa kerja 0 tahun, gaji pokoknya Rp 2.046.100
(sebelumnya Rp 1.902.300) dan tertinggi IIId dengan masa kerja 32 tahun adalah
Rp 3.742.300 (sebelumnya Rp 3.332.000)
2. PNS Golongan IVa masa kerja 0 tahun adalah Rp 2.436.100 (sebelumnya Rp
2.245.000), sedang tertinggi untuk golongan IVe masa kerja 32 tahun adalah Rp
4.608.700 (sebelumnya Rp 4.100.000). Sumber : http://www.serverberita.com/2013/01/gaji-pns-berdasarkan-pangkat-dan-golongan.html
Dari kenaikan gaji pokok tersebut masih ada
tunjangan-tunjangan lainnya dan setiap tunjangan disesuaikan dengan
masing-masing dari kebijakan pemerintah daerahnya.
Sekarang mari kita lihat Tunjangan Pemerintah Daerah
Jawa Barat terhadap guru-guru Sekolah Luar Biasa yang mendapatkan Tunjangan
Tambahan Penghasilan (TTP) :
1. PNS
Golongan IIIa-IIIe sekitar Rp
3.600.000-Rp 4.400.000/bulan
2. PNS
Golongan IVa-IVe sekitar Rp 4.600.000-Rp
5.400.000/bulan
Ada lagi Tunjangan Konfensasi Mengajar untuk guru PNS di SLB Provinsi Jawa
Barat :
1. PNS Golongan
IIIa-IIIe sekitar Rp 260.000-Rp 340.000/bulan
2. PNS
Golongan IVa-IVe sekitar Rp 360.000-Rp
440.000/bulan
Masih ada Tunjangan Profesi yang disesuaikan dengan
masing-masing golongan, berkisar antara : Rp 2.00.000-Rp 4.600.000/bulan.
Pemerintah provinsi Jawa Barat memberikan semua
tunjangan tersebut pada guru PNS di SLB mungkin berdasarkan penilaian bahwa guru di SLB beban
kinerjanya lebih banyak dan yang mereka hadapi adalah anak-anak yang istimewa
sehingga membutuhkan penanganan khusus dan semoga dengan pemberian tunjangan
yang berbeda dengan guru PNS pada satuan pendidikan lain lebih meningkatkan
kinerja guru-guru PNS di SLB terutama dalam penanganan anak-anak berkebutuhan
khusus (semoga bukan hanya harapan tapi ditunjukkan dengan karya dan hasil nyata
dilapangan).
Tunjangan guru PNS disuatu daerah pasti berbeda
disesuaikan dengan anggaran pada masing-masing daerah, tetapi bagaimana dengan
guru-guru NON PNS? Yang sudah pasti kinerjanyapun dituntut sama dengan
guru-guru PNS.
Tapi bagaimana dengan honor/gaji yang diberikan pada
guru-guru Non PNS? Apakah sama dengan guru-guru PNS? Tentu kita bisa
menjawabnya, TIDAK!. Sebagian besar bila kita dengar (pengakuan dari
beberapa teman guru Non PNS di wilayah Jawa Barat) di wilayah provinsi Jawa
Barat saja, gaji guru Non PNS berkisar antara Rp 300.000-Rp 500.000 (walaupun
ada di beberapa sekolah yang melebihi dari jumlah tersebut tapi jumlahnya lebih
sedikit).
Bahkan ada (masih pengakuan dari guru Non PNS di Jawa
Barat) yang tidak mendapatkan gaji/honor setiap bulannya dari sekolah atau
biasa kami menyebutnya dengan guru sukwan.
Mereka hanya mengharapkan Tunjangan Fungsional
Guru/TFG bagi guru Non PNS, dana tersebut akan mampir direkening guru tersebut
sekitar 6 bulan sekali sebesar Rp 1.600.000 dan itu belum termasuk berbagi
dengan teman sejawat yang sama-sama guru Non PNS tetapi belum mendapatkan TFG
karena terbatasnya jumlah pemberian TFG bagi guru Non PNS disesuaikan dengan
anggaran yang ada.
Di Jawa Barat untuk guru SLB Non PNS masih beruntung
karena ada Tunjangan dari APBD khusus untuk guru di SLB Non PNS sebesar Rp
4.500.000/tahun (tanpa potongan pajak) dan kembali lagi kami harus berbagi
karena belum semua guru Non PNS dalam satu sekolah tersebut mendapatkan
tunjangan tersebut karena kembali disesuaikan dengan dana yang ada.
Ada sebagian kecil dari guru Non PNS pun sudah
mendapatkan Tunjangan Profesi sebesar Rp 1.500.000/bulan, tentunya ini adalah
penghargaan tertinggi buat kami guru Non PNS karena setelah itu kami TERLARANG
untuk mendapatkan tunjangan-tunjangan lainnya. Tapi kami menyadari itu semua
karena keterbatasan pemerintah pusat dan daerah untuk menganggarkan dananya
bagi guru-guru Non PNS lainnya yang belum mendapatkan Tunjangan Profesi.
Kami (guru SLB Non PNS di Jawa Barat) tentunya
lebih beruntung mungkin bila dibandingkan dengan guru-guru Non PNS di wilayah
lain. Tetapi akan terlihat kesenjangan yang signifikan bila kita bandingkan
dengan guru-guru PNS di SLB Provinsi Jawa Barat dengan Guru Non PNS di SLB
Provinsi Jawa Barat, padahal beban kinerja mereka tetap sama dengan guru PNS.
Saya akan bercerita tentang gambaran sekolah dan
guru-guru Non PNS di SLB Ayahbunda kecamatan Parungpanjang kabupaten Bogor. SLB
Ayahbunda berdiri sejak tahun 2002 dan mendapatkan izin operasional pada tahun
2004. Awal mula sekolah didirikan untuk menjawab kebutuhan akan sekolah khusus
dilingkungan kecamatan Parungpanjang yang belum ada sekolah khusus untuk
anak-anak khusus.
Sebagian besar anak-anak khusus yang bersekolah di SLB
Ayahbunda adalah dari kalangan menengah ke bawah untuk itu kami membebaskan
sekitar 90% tidak dipungut pembayaran uang sekolah. Guru-guru di SLB Ayahbunda
ada sekitar 13 orang dan semuanya guru Non PNS.
Jam kerja kami mulai dari pukul 07.30-14.00 pada hari
Senin-Kamis dan pukul 07.30-12.30 pada hari Jumat dan Sabtu. Sama persis dengan
waktu kinerja guru PNS. Tapi dengan gaji yang diberikan oleh Yayasan Ayahbunda
sekitar Rp 300.000-Rp 500.000/bulan, tidak pernah menyurutkan guru-guru Non PNS
di Ayahbunda untuk tetap mendidik anak-anak khusus yang bersekolah di tempat
kami.
Gaji yang diberikan pada guru-guru di SLB Ayahbunda,
banyak tergantung pada BOS Reguler yang kami dapatkan setiap Triwulan sebesar Rp
11.000.000/3 bulan. Sudah pasti, untuk menggaji guru pun kurang mencukupi
apalagi ditambah dengan guru-guru kami mendapatkan makan dan minum yanng telah
kami sediakan sejak pagi sampai sore hari.
Banyak yang bingung, heran, takjub dan bertanya,
Bagaimanakah saya dan suami (ketua Yayasan Ayahbunda) mampu untuk menangani
keadaan seperti pemaparan saya diatas?. Jelas bila melihat angka diatas akan
bertanya kebingunan, keheranan dan ketakjuban. Tapi selama kita diberi akal
oleh Allah dan mempergunakan akal itu dengan maksimal serta keyakinan bahwa
kami mampu mengatasinya, selalu ada jalan keluar untuk bisa mengatasi keadaan
tersebut diatas.
Guru-guru Non PNS di SLB Ayahbunda memang bergaji
kecil dan minim tapi semangat dan pengabdian mereka melebihi nilai rupiah yang
mereka terima, bahkan melebihi nilai rupiah yang diterima oleh guru-guru PNS
SLB di Jawa Barat.
Buat mereka nilai rupiah memang mengandung arti yang
sangat tinggi dalam masyarakat karena dengan nilai rupiah tinggi akan mampu
mencukupi kebutuhan kita yang sangat manusiawi. Tetapi nilai ikhlas dari
guru-guru di SLB Ayahbunda lebih tinggi derajat dibandingkan nilai rupiah.
Keikhlasan, keistiqomahan dan pengabdian buat mereka itu adalah yang
terpenting.
Sahabat-sahabatku-Guru di SLB Ayahbunda
Saya semakin bangga memiliki sahabat-sahabat yang
terus berjuang melayani anak-anak khusus di SLB Ayahbunda tanpa mereka saya
(Titin Sulistiawati-Kepala SLB Ayahbunda) bukan berarti apa-apa. Dan tak akan
ada apa-apanya saya dan SLB Ayahbunda tanpa guru-guru/sahabat-sahabat saya di
SLB Ayahbunda.
Dan saat menulis ini saya pun sempat menitikkan air
mata karena pada bulan Pebruari ini kami belum mendapatkan Dana dari Bos
Reguler karena adanya kesalahan dari penulisan nomor rekening bank sekolah
sehingga mengakibatkan dana Bos Reguler tidak dapat cair sehingga harus
menunggu sampai dengan triwulan II sekitar akhir bulan April 2013.
Tak ada kesan menyurutkan langkah mereka untuk tetap
melayani anak-anak khusus kami, tetapi mereka justru memberikan dukungan penuh
pada saya untuk tetap semangat dalam menjalankan roda kepemimpinan saya di SLB
Ayahbunda.
Guru-guru SLB Ayahbunda-Saat Penjaringan di sebuah desa di Parungpanjang yang terpelosok
Sungguh naif memang, bila kita melihat teman-teman
seprofesi guru PNS yang sudah banyak pemerintah perhatikan masih berkata “yang
penting saya datang ke sekolah”, “Yang penting saya pulang tepat
waktu”, “Yang penting saya melaksanakan pembelajaran” dan “yang
penting lainnya.....”. Bukankah seharusnya dengan penghasilan yang
mereka dapat jauh diatas guru Non PNS, sepantasnya mereka katakan ; “Yang
harus saya lakukan adalah memberikan pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif dan menyenangkan bagi anak-anak didikku”. “Yang harus saya lakukan
datang ke sekolah dan memahami setiap perkembangan anak-anak didikku”. “Yang
harus saya lakukan pulang tepat waktu dan memberikan motivasi untuk
anak-anak didikku”. Dan masih banyak lagi “Yang harus saya lakukan....” dan tak
cukup waktu untuk menguraikannya.
Saya hanya seorang guru Non PNS yang mencoba terus
belajar untuk berbenah diri menuju perbaikan diri pada kinerja saya, walau tak
mudah tentunya untuk tetap diakui sebagai guru Non PNS dan juga memimpin sebuah
sekolah. Sedikit ada yang bernada sumbang terhadap saya dan sering mengatakan
bahwa saya sombong.
Buat saya kesombongan yang sebenarnya adalah ; ketika
Allah telah mengangkat sahabat sebagai guru PNS dengan gaji dan tunjangan yang
jumlahnya amat jauh dengan saya sebagai guru Non PNS tetapi sahabat semua tidak
melakukan apapun dan hanya mengatakan “Yang Penting.....”. Jadi siapakah
yang sombong?
Foto Bersama dengan Asesor, Sesaat Setelah Akreditasi SLB Ayahbunda
Kiprah saya dan guru-guru di SLB Ayahbunda belum
maksimal tapi tetap tak ada ukuran dalam kemaksimalan setiap pengabdian kita
sebagai guru. Yang seharusnya kita lakukan adalah terus belajar untuk
memaksimalkan diri kita sebagai pendidik karena anak-anak didik kita adalah
benih-benih yang akan meneruskan perjuangan kita.
Terus berjuang guru-guru Non PNS kalian adalah asset
yang sangat berharga untuk NKRI.
Sahabat...Teruslah berjuang ganjaran dari Allah jauh lebih besar dari seluruh bumi dan isinya....tetap pelihara keikhlasn semoga Allah selalu memberikan rahmat dan pertolongan-Nya bagi kita....Aminn. dari sahabat yg merasakan hal yang sama.
BalasHapus